Mohon tunggu...
rina sagita
rina sagita Mohon Tunggu... -

ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mudik dan Pulang

21 September 2010   10:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(serial Anis-Mahatma), 19 september 2010

Ketika puasa baru akan di mulai kedua putra putri saya sudah ribut bertanya, apakah kami akan memulai perjalanan mudik seperti dua tahun lalu? Akankah kami akan mengunjungi eyang mereka di Sidoarjo dan Madiun? Apakah kami nanti akan menginap di hotel bila malam menjelang selama dalam perjalanan itu? Apakah kami akan dan masih menggunakan Shiraj-mobil satu-satunya milik kami yang merupakan kesayangan mereka-sebagai sarana mudik nanti? Anis (10) sebenarnya menginginkan kami mudik dengan menggunakan kereta api seperti tahun sebelumnya, yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Mahatma (8) dengan alasan nanti tidak bisa jalan-jalan dan tidak bisa menginap di hotel bagus. Ketika di ingatkan seperti itu, kakaknya langsung berubah haluan, mendukung sepenuhnya keinginan adiknya untuk pulang kampung menggunakan mobil saja.

Begitu tidak sabarnya mereka sampai-sampai hampir tiap hari meminta ijin saya untuk menelepon Eyangnya. Macam-macam yang di bicarakan, dari mulai menanyakan si Belang, si Siro dan si Kimci yang merupakan kucing peliharaan Eyangnya, mereka tidak lupa menagih baju lebaran. Baju yang di tagihkan ke Eyangnya itu bukanlah baju yang di beli di toko, tetapi baju yang di jahit sendiri oleh Eyangnya. Memang ibu saya pandai menjahit, dan ketika masih muda dahulu beliau bahkan menerima jahitan. Semua baju milik saya ketika kecil adalah hasil karya beliau sendiri. Menurut beliau baju buatan toko seringkali tidak memuaskannya, kurang rapi dan asal-asalan. Tentu saja kecuali barang-barang bermerk yang memang terkontrol kualitasnya.

Jadi begitulah. Hari-hari di bulan puasa saya harus menahan bosan karena mereka terus-menerus bertanya tanggal berapa nanti berjumpa Eyangnya? Dan saya masih juga menjawab dengan jawaban yang sama, bahwa kita akan berangkat sesudah kalian libur sekolah, dan Abi di setujui jadwal cutinya oleh “Bapak Kantor”. Bapak Kan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun