Mohon tunggu...
aniatras
aniatras Mohon Tunggu... Nelayan - Keterangan Tempat

suka nulis aja\r\n& tulisannya apaaa aja\r\nsesuai kondisi..\r\nkebiasaan dari sekian kebiasaan lainnya..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

503

20 November 2017   20:16 Diperbarui: 20 November 2017   20:38 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di ruang tunggu bandara, aku mendengar rekaman percakapan kami kemarin. Kusimak lagi setiap kata yang dia ucapkan sore itu. Kata-kata biasa menjelma menjadi kalimat yang ingin kudengar setiap harinya. Suara itu akan selalu membuatku rindu.

Tak ada hal lain yang bisa kulakukan selain mencuri kesempatan merekam percakapan kami saat itu. Kusadari, aku sedang mengumpulkan serpihan kepercayaan diriku yang sempat terurai saat kami bertahan dalam diam. Kusiasati bagaimana caranya menumbuhkan lagi kasih sayang padanya saat aku nyaris putus asa. Aku hanya ingin agar dia selalu ada saat kami tak mampu bersama.

Sepertinya, aku tak bisa akrab dengan keputusanku tentang mengabaikannya. Barangkali sebuah ruang di hatiku benar-benar telah dikuasainya sejak aku memberinya izin. Caraku menghilang sebanding dengan caraku mencarinya. Dia benar-benar berharga.

Ya, memang kita tak pernah secara terang-terang mengutarakan cinta. Namun tatapan mata kita sudah menjabarkan segala rasa yang tersirat di dalamnya. Aku selalu rindu tersesat dalam pikirku saat menatapnya berbicara. 'Sayang, sehat-sehat ya. Baik-baik di sana.'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun