Tak ada hubungan sosial tanpa komunikasi. Segala hubungan manusia dengan manusia yang lain membutuhkan komunikasi. Pertemanan, persahabatan, percintaan (pacaran, suami-istri), perdagangan, keluarga dan lain sebagainya.
Namun yang kadang terjadi bukanlah komunikasi yang sering diharapkan, tapi cuma gantian ngomong. Tidak ada saling memahami di sana. Masing-masing pihak hanya berusaha untuk berbicara atau bercerita sebanyak-banyaknya. Saling berebut untuk berbicara, tapi setelah itu, tidak ada yg berubah, tidak ada yg mengendap.
Saat kita berbicara, selalu ada isi pokok maksud kata-kata kita. Tapi apakah kita pernah berpikir, sebesar apa value perkataan-parkataan kita. Apa efek atau akibat kalimat-kalimat yg kita ucapkan bagi perasaan/emosi orang lain. Banyak hubungan yg tidak berjalan dengan baik dan akhirnya hancur, padahal setiap hari bahkan hampir setiap saat mereka saling bicara. Itu bisa terjadi karena mungkin nilai dari perkataan-perkataan yg diutarakan rendah atau bahkan tidak ada nilainya……
Apakah komunikasi harus selalu dengan, kata-kata? Dengan berbicara? Ternyata tidak. Bahkan hanya dengan tersenyum, memegang bahu atau bahkan duduk berdua tanpa bicarapun kadang memiliki nilai atau value yg lebih besar daripada kata-kata. Sampai ada sebuah kalimat bijak “Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H