Di setiap penghujung malam,
aku menjelma musafir cinta,
mengembara,
mencari selaksa makna cinta.
Namun, saat di hadapan cinta,
lidahku kelu, aku hanya diam membisu,
tertunduk malu,
tak kuasa kumenatap wajahnya yang bercahaya.
Pada suatu malam,
aku kembali menemui cinta,
walau masih tak sanggup kupandangi wajahnya yang indah,
kuberanikan diri bertanya kepada cinta,
"Siapakah sejatinya dirimu?"
Cinta menjawab,
"Bertanyalah pada keheningan malam.
Bertanyalah pada wajah pucat pasi.
Bertanyalah pada bibir kering kerontang.
Dan, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Cinta."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H