Aku melihat karena disifati oleh Engkau, Yang Maha Melihat.
Aku mendengar karena disifati oleh Engkau, Yang Maha Mendengar.
Aku mengerti dan memahami sesuatu, karena dititipi setitik Ilmu dari Engkau, Yang Maha Mengetahui.
Aku bernapas, karena ditiupkan Ruh oleh Engkau, Yang Maha Hidup.
Aku berasal dari tanah
Tetapi, seringkali bersifat langit.
Aku bermula dari air yang hina
Namun, senantiasa jumawa.
Aku berjalan, karena Engkau perjalankan.Â
Telah banyak tercipta jejak tapak.
Di lorong waktu yang bergegas beranjak.
Namun, ke-Aku-an (ku) masih saja meraja congkak.
Mungkinkah hingga detik tak lagi berdetak?
Mampus (aku), saat sunyi itu mengoyak.
Berhenti berdetak aku, tanpa-Mu...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!