Mohon tunggu...
Rina Sahara
Rina Sahara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Crafting the Future Through Words

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konservasi Geopark

31 Agustus 2024   09:18 Diperbarui: 3 September 2024   18:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep Konservasi Geopark ; sumber : Ansori,2018

Indonesia dengan keanekaragaman geologi yang dipengaruhi oleh tatanan tektonik dari pertemuan tiga lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Pasifik. Keanekaragaman tersebut baik dari evolusi geologi, proses tektonik, komposisi batuan, mineral, fosil, pelapukan, erosi dan morfologi yang berpotensi sebagai warisan geologi.

Warisan geologi dengan variabilitas permukaan bumi, mosaik bentuk lahan dan proses fisik bumi yang merupakan bagian dari alam perlu untuk dipertahankan ekosistem dan keberlanjutannya. Geowisata sebagai situs pariwisata yang dapat menopang juga meningkatkan identitas suatu wilayah, dengan mempertimbangkan geologi, budaya, estetika, warisan, keanekaragaman hayati dan kesejahteraan masyarakat.

Melindungi suatu kawasan yang memiliki elemen nilai geologi, arkeologi, ekologi dan budaya masyarakat yang dimanfaatkan serta dilestarikan merupakan pengertian dari Geopark. Geopark memiliki tatanan hukum untuk menjamin suatu perlindungan situs. Geopark ialah kawasan lindung yang terdiri atas elemen nilai geologi, arkeologi, ekologi, dan budaya masyarakat setempat yang dimanfaatkan juga dilestarikan. Selain itu terdapat keanekaragaman geologi, keanekaragaman hayati dan budaya yang menjadi elemen kunci suatu taman bumi (UNESCO, 2016). Elemen utama dalam konservasi taman bumi meliputi keanekaragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman budaya (cultural diversity) (Gambar 1.1) (Ansori, 2018).

Geodiversity merupakan komponen keunikan geologi seperti mineral, batuan, fosil, struktur geologi, dan bentang alam yang penyebaran serta keadaannya menggambarkan proses evolusi geologi daerah (Presiden Republik Indonesia, 2019).  Geosite ialah bagian warisan geologi daripada geopark dengan ciri khas tertentu secara individu maupun gabungan beberapa objek, serta bagian dari cerita keterbentukan suatu wilayah (Presiden Republik Indonesia, 2019). 

Geosite bagian dari sistem geografis dengan struktur, fungsi, asal usul yang disignifikan serta memiliki warisan alam dan antropik (artistik, sejarah) (Mihai IELENICZ, 2009). Sedangkan, geomorfosite merupakan bentuk lahan yang dikaitkan dengan nilai sedangkan bentang alam geomorfologi bagian dari permukaan bumi dapat dilihat, dirasakan serta dieksploitasi oleh manusia (Reynard, 2005). Menurut (Kubalkov, 2014) geomorfosit suatu bentang lahan yang berpotensi sebagai situs pariwisata dan memiliki sudut pandang penilaian dari manusia. Bentang geomorfologi mengacu pada bentuk batuan juga reliefogenik yang menunjukan suatu proses yang digunakan sebagai situs sejarah, arkeologi dengan frekuensi tertentu serta dimanfaatkan sebagai wisata.

Geopark salah satu cara mencegah terancamnya geosite dan geomorfosite dari adanya kegiatan seperti pembangunan kota dan pembangunan infrastruktur, pertambangan dan ekstrasi mineral, perubahan penggunaan lahan dan manajemen, perlindungan pesisir, pengelolaan dan rekayasa sungai, perubahan iklim, stabilisasi permukaan batu (stek jalan), jaring dan beton, pengambilan fosil juga mineral yang tidak bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun