Semakin tinggi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kemacetan di berbagai titik, dan polusi udara menjadi dilematis bagi orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi. Tuntutan pekerjaan seringkali mengharuskan seseorang menempuh perjalanan panjang yang memakan waktu cukup lama. Opsi untuk membawa kendaraan pribadi terkadang menimbulkan berbagai kecemasan seperti kendaraan rusak atau hilang, kecelakaan, dan faktor kelelahan akibat jarak tempuh yang panjang dan kemacetan. Opsi lain yang dapat digunakan adalah menggunakan kendaraan umum, namun tentu saja tidak dapat menghindar dari risiko kemacetan di kota besar.
Salah satu kendaraan umum yang dapat dijadikan alternatif untuk menghindari kemacetan adalah kereta. Tentu saja karena kereta memiliki lajur khusus. Selain itu, kereta memiliki kapasitas penumpang yang cukup banyak, sehingga dapat mengurangi polusi akibat penggunaan bahan bakar. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, yang menganggap kereta identik dengan alat transportasi untuk perjalanan jarak jauh. Saat ini kereta perjalanan jarak pendek - menengah juga tersedia, yang biasa disebut dengan commuter line.
KAI commuter line memang disesain untuk perjalanan antar kota sekitar saja. Oleh karena itu, desain dan kapasitas penumpang commuter line juga berbeda dengan kereta api jarah jauh. Karena ditujukan untuk moblitas jarak pendek dan pekerja kantoran, maka kapasitas tiap gerbong commuter line dibuat lebih banyak untuk mengakomodasi jam sibuk kerja. Secara desain interior, commuter didesain untuk penumpang yang dominan berdiri karena lebih mengutamakan mobilitas dibanding kenyamanan. Desain kursi memanjang berhadapan mengikuti badan kereta dengan handle pada bagian atas kereta yang tersedia dalam jumlah banyak. Dengan desain tersebut, memang memungkinkan commuter line memiliki kapasitas penumpang yang lebih banyak.
Kali ini akan berbagi pengalaman menggunakan commuter line SuPAs dengan rute Surabaya- Pasuruan. Berhubung saya tinggal di Area Sidoarjo yang berada ditengah rute tersebut dengan lokasi tempat tinggal yang tidak jauh dari stasiun, maka commuter line dengan jalur ini menjadi pilihan saya untuk menghabiskan waktu.
Sedikit kilas balik perjalanan saya mengenal commuter line. Saat saya masih duduk di bangku SMA, commuter line mulai beroperasi dengan Jalur Surabaya - Sidoarjo saja. Pada waktu itu, jalur tersebut dikenal dengan sebutan commuter SuSi (singkatan Surabaya - Sidoarjo). Beberapa kali saya menggunakan commuter SuSi untuk menjemput saudara atau teman yang berkunjung ke Surabaya dan kebetulan turun di Stasiun Gubeng. Selain murah, cepat, aman dan nyaman, saya juga “mengenalkan” sensasi naik commuter yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Setelah beroperasi beberapa tahun, jalur commuter SuSi diperpanjang hingga daerah Bangil, dan sekarang hingga daerah Pasuruan. Hal ini sangat mengakomodasi kebutuhan pekerja untuk melakukan perjalanan ke kantor, karena saat ini jalur teramai saat jam kerja memang di sekitar Surabaya hingga Pasuruan. Jam keberangkatan commuter line SuPas dari Stasiun Surabaya Gubeng pukul 03.00, 07.30, 12.20, 18.20. Sedangkan jadwal commuter line SuPas dari Stasiun Pasuruan adalah pukul 05.25, 10.05, 16.10, 22.30.
Saya memulai perjalanan dari Stasiun Gedangan, saya memilih jam di tengah jam kerja karena saya sedang menghabiskan satu hari cuti tahunan saya. Daripada tidak melakukan hal apapun, saya bertekad untuk menikmatinya dengan melakukan perjalanan singkat dan berkeliling Surabaya.
Sebenarnya perjalanan Sidoarjo ke Surabaya bukan hal yang asing atau spesial bagi saya. Pemandangan dan jalur yang dilewati juga beberapa kali saya lalui saat menggunakan kereta api jarak jauh. Namun, sensasi naik commuter yang saya cari di waktu yang tidak terlalu ramai penumpang.
Bagi saya yang tidak lihai mengendarai kendaraan bermotor, moda transportasi ini sangat bermanfaat. Saya hanya perlu menuju stasiun yang tidak jauh dari tempat tinggal menggunakan ojek online dan saya dapat menuju tempat yang jauhnya belasan kilometer dalam waktu singkat. Dan yang tak kalah penting adalah bebas macet dengan tarif yang murah. Hanya dengan enam ribu rupiah saja kita dapat menempuh perjalanan dari Surabaya ke Pasuruan. Untuk pembelian tiket juga cukup mudah melalui aplikasi KAI acces yang dapat dilakukan H-7 dari tanggal keberangkatan.
Dari kejauhan ular besi berwarna putih dan hijau itu mulai terlihat. Lajunya mulai berkurang, dan pada akhirnya berhenti tepat di sebuah stasiun kecil. Ular besi yang saya maksud adalah commuter line SuPas yang akan saya tumpangi. Saat tiba di Stasiun Gedangan, dengan mudah saya melangkahkan kaki dan mendapatkan tempat duduk. Tentu saja karena saat itu di tengah jam kerja.
Gerbong yang bersih, udara sejuk, dan pemandangan jalan yang terpampang di depan mata sangat memanjakan perjalanan saya kali ini. Berbeda dengan kereta api jarak jauh yang letak jendelanya ada di samping, sehingga kita perlu sedikit menyerongkan badan untuk melihat pemandangan. Saat tempat duduk commuter line berhadapan langsung dengan jendela, sehingga penumpang dapat leluasa melihat kondisi jalanan. Senang sekali rasanya melihat pemandangan kesibukan jalan saat jam kerja di saat saya sedang bersantai.
Di dalam gerbong dari jauh nampak seorang ibu bersama anaknya yang juga menikmati pemandangan sambil bercengkrama. Pikir saya, mungkin si ibu sedang menjelaskan perjalanan yang akan ditempuh. Ada juga seorang bapak yang membawa tas besar dan membolak-balik dokumen untuk dicek. Saya rasa moda transportasi ini tidak hanya mengakomodasi kebutuhan pekerja saja, tetapi juga sarana edukasi dan hiburan. Seperti yang sedang saya lakukan saat itu.