Penat gemuruh gulungan menggerus awan menjerit pekat pucat gelegar lempengan terpecah belah mengguras penat
Dengan mata hati mu aku mampu merasakan perih menyayati jantung ku
Dengan mata hati mu aku bisa merasakan pedih menggrogoti tulang ku
Kau tikam mulut ku kau bungkam harapan ku segenggam kesetiaan dgn mudahnya kau pupuskan
Masih terasa membahana kala senja menabur rona bahagia
Masih terasa hangat ketika bibir manis mu mengucap aku lah satu satunya
Kita saling bercanda tawa memikul bersama kala awan datang melanda
Setia menjadi tombak merengkuh masa ketika jarak memisahkan dua benua
Tapi apa yg ku dapatkan...!