Mohon tunggu...
Rina piliang
Rina piliang Mohon Tunggu... Musisi - Pena adalah tempat ku berkarya membuat kata menjadi bertalenta mengubah puisi menjadi imajinasi

Kelak kamu akhirnya akan merindukan aku sebagai sesuatu yang tidak akan pernah bisa kamu temukan pada siapapun.” “Jangan berpikir aku tak mampu melupakanmu sebagai masa lalu ku. Aku sudah menutup pintu masa lalu ku, karena Tuhan selalu buka pintu masa depan bagiku.” “Suatu ketika kamu akan menyesali sendiri perbuatanmu beserta rasa sakit yang pernah telah kamu berikan kepadaku !”

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Bermadah Dusta

20 Mei 2019   20:43 Diperbarui: 20 Mei 2019   20:55 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribuan serdadu mengepung ku
Betapa besar rasa benci ku pada mu
Hingga ku tak mampu menghapus jejak mu
Sendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpihan pahit mengumpal empedu
Lusuh benang yg ku pintal menusuk pilu membentang nama mu

Sungguh tersiksa saat air mata jatuh di pelupuk jiwa
Menggantung harap ku di antara barisan mimpi-mimpi yang tak tereja oleh kata yg tak terurai oleh retorika atau melalui paparan rasa
Jika kenyataanya kamu memilih dia

Ku hanya diam saat semua tawa lepas menyatu dalam tangis
Ku pun juga hanya bungkam membiarkan semua kisah itu musnah luruh bersama waktu
Karna kamu dah memilih dia menjadi pendamping mu

Ooh...Tp sketsa pagi masih ku rangkum disela2 mimpi
Ada guratan pori datang tak ditandai matahari
Riwayat tak berurat apalah ku sendiri memucat pasi meletih nadi
Sementara hati yg dulu ku singgahi masih mengikat tak mau pergi
Kenanggan itu masih melekat melengkung dikaki langit seindah pelangi
Mengeser tiap inci mengapung&mencetak jadi batu mati,karena ku tak kuasa berlari
Bayang wajah mu trus menghujami ditiap alur membumbung tinggi

Ternyata ku tak sanggup melupakan mu
Melupakan akan nada bicara mu yg tiap saat merajam jiwa ku
Melupakan akan dusta yg kau paparkan untuk ku
Melupakan saat nada kebohongan terpancar dimulut mu
Melupakan janji janji yg sering kau ingkari diantara kesombongan mu
Melupakan saat kau memilih harta dari pada kesetiaan ku

Di dalam kelam gelapnya malam lidiok ku melayang terbang
Jauh melenggang tepat dimana pusaran wajah mu memompa kencang
Menggigil&trus menggigil kala pesona mu hadir&memanggil
Cand yg tiap waktu menjadi lukisan sepi ku trus memburu
Tapi kepada siapa ku mengadu sementara kau tlah bermain asik dgn pacar mu yg baru
Tubuh ku ngilu berkecambuk pilu
Gundah gelisah menjadi satu menggrogoti tulang rusuk ku

Dasar kau penghianat.......

RINA PILIANG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun