Mohon tunggu...
Rina piliang
Rina piliang Mohon Tunggu... Musisi - Pena adalah tempat ku berkarya membuat kata menjadi bertalenta mengubah puisi menjadi imajinasi

Kelak kamu akhirnya akan merindukan aku sebagai sesuatu yang tidak akan pernah bisa kamu temukan pada siapapun.” “Jangan berpikir aku tak mampu melupakanmu sebagai masa lalu ku. Aku sudah menutup pintu masa lalu ku, karena Tuhan selalu buka pintu masa depan bagiku.” “Suatu ketika kamu akan menyesali sendiri perbuatanmu beserta rasa sakit yang pernah telah kamu berikan kepadaku !”

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Bukti Nyata Kesombonganmu

15 Mei 2019   20:10 Diperbarui: 15 Mei 2019   20:10 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nilah cinta yg harus berakhir luka,penantian yg selama ini ku pertahankan hanya menemukan titik kebohongan
Apa yg harus ku lakukan sementara HARTA yg kau pilih bukan kesetiaan
Aku emang terbiasa dengan rasa luka tapi rasa sakit ini sungguh berbeda ada yg menyakitkan kala janji hanya sebuah ilusi dan rasa ketidakikhlasan ini masih membayangi ditiap inti hati...

Sayang...
Jangan sampai ketidakihlasan ini ku bawa sampai di liang kubur
Ku cuma gak mau ini akan menjadi kutukan buat mu yg tak bisa di ukur...

Hitam kelap malam berjalan pelan
Rembulan kian kelam berlahan menahan bersama rintiknya hujan
Bersama alam ku bersenandung adakah dia yg ku sayang masih melilit kerinduan
Rasa yg kian lama menjalar dalam tumpuan akhirnya telah sirna tertelan dusta
Fundasi penantian yg bangun dengan darah ketulusan
Akhirnya kau robahkan dengan sekali hentakan

Achhhh.....guncang ku belari mencari hati tak dapat ku temui
Lantang ku caci maki tak dapat terobati
Kau yg ku cintai akhirnya menghianati
Pecah berserak muak luluh hati mengadu arak
Tak tahan letih meronta benamkan rasa terpatri perih
Teringat janji-janji manis yg pernah kau ucap

Sayang....
Masih ingatkah kau
Saat kau ucapkan sebaris kata
bahwa kau tak akan menyakiti ku
Dan masih ingatkah kau
Saat kau berikrar pada ku
Bahwa kau akan hidup dengan ku walau dunia menjungkir balikan rasa mu

Tapi APA.....
Inilah bukti nyata kesombongan mu
Kau jilat ludah mu sendiri di depan mata ku
Kau rajam mulut mu dengan kebohongan mu
Kau pahat hati mu dgn ukiran-ukiran dusta mu
Kadang resah harap ku terpendam marah
Tinggalkan hilang terjang lara Hanyut hingga terbawa amarah

Hati ini begitu bersih kenapa kau campur bakteri
Murninya nadi kenapa kau taburi pecahan duri
Hingga terinpeksi karena janji yang teringkari.....

Rina Piliang


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun