Mohon tunggu...
Rina OkistaMuliasih
Rina OkistaMuliasih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Matematika (SMP Negeri 2 Patikraja)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Transformasi dengan Model Problem Based Learning

3 Januari 2023   04:05 Diperbarui: 3 Januari 2023   04:45 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran Abad-21 ditandai dengan Student Center Learning (SCL) dengan empat keterampilan yang dikembangkan, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan Abad-21 khususnya keterampilan berpikir kritis adalah PBL. Pada pembelajaran berbasis masalah (PBL) terdapat sintaks pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus keterampilan berpikir siswa, terutama berpikir kritis. 

Temel; Padmavathy & Mareesh dalam Tiara Afridiani (2018). Menyatakan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk berperan aktif. Sumber belajar yang dapat menunjang atau membantu peserta didik dalam membangun kemampuan pemahaman konsep matematis salah satunya yaitu adalah lembar kerja peserta didik (LKPD).

Sintak model Problem-based Learning menurut Arends dalam Ariyana (2012) sebagai berikut: 1. Orientasi peserta didik pada masalah 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar 3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 

Kelebihan model ini menurut Akinoglu & Tandogan dalam Ariyana (2018) antara lain: 1. Pembelajaran berpusat pada peserta didik; 2. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik; 3. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam; 4. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; 5. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah 6. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim; 7. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis; 8. Mengintegrasikan teori dan praktek yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru; 9. Memotivasi pembelajaran; 10.Peserta didik memeroleh keterampilan mengelola waktu; 11.Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.  

Melihat dari pengertian dan kelebihan model pembelajaran tersebut, melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang terintegrasi dengan TPACK, 4C, Literasi, Numerasi, Penguatan Pendidikan Karakter/PPK (Religius, Integritas, Mandiri, Nasionalis, dan Gotong Royong), serta dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan berbantuan LKPD, presentasi hasil diskusi, peserta didik dapat menyelesaikan masalah sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan yang terkait penerapan konsep transformasi dengan baik.

Pada sintak pertama "Orientasi peserta didik pada masalah", sebagai contoh peserta didik diberikan sebuah masalah terkait "Makanan Khas Banyumas" yang ditampilkan pada bidang koordinat kartesius. Dimana nantinya peserta didik dapat mencoba untuk  menunjukkan hasil perpindahan makanan 1 ke makanan yang lain dengan jenis transformasi tertentu. Bahkan peserta didik dapat menentukan jenis transformasi apa yang digunakan pada hasil perpindahan yang sudah terjadi baik itu refleksi, translasi, rotasi, maupun dilatasi.

Pada sintak kedua "Pengorganisasian Peserta Didik ", peserta didik dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen. Tujuannya agar mereka dapat berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Di sini peserta didik dapat berdiskusi terlebih dahulu untuk mengingat kembali jenis-jenis transformasinya.

Pada sintak ketiga "Penyelidikan Individu maupun Kelompok", peserta didik bersama kelompoknya berdiskusi mengerjakan permasalahan yang ada serta melakukan pengumpulan data dan informasi untuk menyelidikan permasalahan yang diajukan. Setelah itu, guru dapat sambil berkeliling kelas untuk membantu membimbing atau mengarahkan peserta didik yang mengalami kesulitan.

Pada sintak keempat "Pengembangan dan Penyajian Hasil Penyelesaian Masalah", setelah berdiskusi peserta didik diberikan soal pengembangan yang nantinya pada setiap kelompok dengan perwakilan salah satu anggotanya mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan akan diberi tanggapan ataupun pertanyaan kepada teman yang sedang presentasi oleh peserta didik lain.

Pada sintak kelima "Analisis dan Evaluasi Proses Penyelesaian Masalah", peserta didik bersama guru menganalisis dan mengevaluasi terhadap hasil pembelajaran yang diperoleh. Jadi di sini bukan gurunya saja yang terlibat, namun bersama peserta didiknya juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun