"Iqra!"
"Aku tidak bisa membaca. Apa yang harus aku baca?"
Malam 17 Ramadan 610 M, awal diturunkannya Al quran ke muka bumi. Perantaraannya melalui malaikat Jibril yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca. Sementara, nabi buta huruf.
Malam itu di Gua Hira Mekah, dibantu oleh Malaikat Jibril, turunlah lima ayat pertama Surat Al Alaq. Wahyu pertama kenabian Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Malam Nuzulul Quran. Malam diturunkannya Alquran dari Lauh Mahfuz ke langit dunia sebagai petunjuk bagi umat Muslim.
Perintah Iqra
Iqra bukan sekedar membaca secara tekstual. Iqra secara luas berarti membaca dari setiap peristiwa atau keadaan sekitar. Selalu ada hikmah dibaliknya, bahkan baik untuk hal kecil, buruk, maupun kesedihan sekalipun.
Aku sendiri pertama belajar iqra bukan sekedar membaca adalah ketika membaca buku ESQ yang ditulis motivator Ary Ginanjar Agustian. Iqra menurut aku adalah open minded atau memiliki pikiran yang terbuka. Istilahnya growth mindset atau pikiran yang berkembang bukan fix mindset atau pikiran yang mentok.
Dengan demikian, iqra bukan hanya milik mereka para akademisi. Iqra adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagai seorang sales, belum lama ini aku pun mengikuti training mengenai mindset. Orang yang memiliki growth mindset akan berpeluang untuk mengubah hidupnya lebih baik karena mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka yang selalu bangkit dari penolakan atau kegagalan dan terus maju untuk belajar dari kesalahan maupun pengetahuan baru.
Sedangkan orang yang memiliki fixed mindset cenderung gagal "move on" dari kegagalan, menyalahkan keadaan atau masa lalu, sehingga pikirannya tidak berkembang. Ia ingin memperoleh hasil terbaik tanpa usaha berlebih.