Tercatat setidaknya terdapat tiga peristiwa besar saat Bulan Ramadhan dalam tarikh Islam. Peristiwa tersebut adalah malam turunnya kitab suci Al-Quran, Perang Badar, dan pembebasan Kota Mekkah.
Sementara itu, bulan Mei bagi umat Buddha bermakna memperingati Trisuci Waisak. Tiga peristiwa tersebut yaitu lahirnya Pangeran Sidharta, Sidharta mendapat penerangan Agung dan menjadi Buddha, dan wafatnya Sang Buddha Gautama.
Bagi Bangsa Indonesia sendiri Ramadhan menjadi saksi sejarah proklamasi kemerdekaan. Tepatnya Hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau tanggal 9 Ramadhan 1364 H.
Ramadhan kali ini kita diuji pandemi Corona yang mulai mewabah sejak akhir tahun 2019 lalu di Wuhan. Indonesia mengonfirmasi kasus positif pertama bulan Maret 2020. Berdasarkan data per 7 Mei 2020 pukul 20.40 WIB, Covid-19 telah menginfeksi 3.755.341 dengan pasien sembuh 1.245.415 dan meninggal dunia sebanyak 263.831 kasus. Di Indonesia, pasien terkonfirmasi positif sebanyak 263.831, dengan pasien sembuh 2.381, dan meninggal 630 kasus (sumber disini).
Di tengah ketidakpastian kapan pandemi ini segera berakhir, banyak muncul spekulasi negatif. Saya sendiri selalu diingatkan agar memiliki stok bahan makanan pokok untuk tiga bulan ke depan. Karena dikhawatirkan bakal terjadi krisis. Pandemi ini tidak hanya menghajar dunia kesehatan tapi juga memberi tekanan pada finansial. Hubungan sosial pun dibatasi.
Berkaca dari tiga peristiwa besar di bulan Ramadhan, menjadi titik balik bagi umat Islam untuk lebih kuat dan melebarkan sayap. Setiap Ramadhan tiba pun menjadi momentum memperbaiki diri untuk kembali ke fitrah.
Hari Raya Waisak dikutip dari kompas.com juga sebagai perayaan ulang tahun Buddha. Bagi sebagian umatnya, Waisak menjadi tanda pencerahan dari seorang Buddha, ketika ia menemukan makna hidup.
Bangsa Indonesia melalui proklamasi menyatakan kemerdekaan ke seluruh dunia. Bangkit dari keterpurukan setelah sekian ratus tahun dibawah pendudukan.
Bulan ini menjadi semangat, agar tidak berputus asa dari pandemi ini. Ada awal ada akhir. Kita harus selalu optimis dan berpikir positif. Dibalik pandemi ini banyak hikmah yang bisa dipetik seperti kembali ke rumah sebagai tempat teraman dan ternyaman dan semakin mencintai bumi.