Saya pernah membaca meme tentang iklan Ramadhan yang cukup kocak. Bunyinya, "MUI telah sepakat penetapan puasa tidak lagi menunggu datangnya hilal melainkan menunggu munculnya iklan sirup."
Lucu kan ya? Hilal versi iklan. Dikatakan demikian sebab, iklan sirup bisa menjadi pertanda datangnya Bulan Ramadhan.
Iklan sirup ini semakin gencar jelang Ramadhan. Nah, dari semua iklan sirup, yang paling berkesan bagi saya adalah iklan Marjan. Kenapa? Karena episode iklan Marjan bersambung. Sudah semacam sinetron tapi sarat makna. Ibaratnya, ada prolog, klimaks, dan epilog. Kisah yang happy ending.Â
Iklan bercerita Marjan sukses membuat saya penasaran. Iklan tersebut terbagi menjadi part satu sebelum puasa, part dua saat puasa, dan terakhir ketika merayakan kemenangan. Lewat kisah di iklan mampu menggambarkan bahwa Marjan adalah sirup kebaikan. Visualisasi mengenai sirup bisa saja membuat orang membatalkan puasa di siang hari karena segar dan manisnya yang terasa begitu nyata.
Promosi dari Marjan pun memamerkan kekayaan kebudayaan di Indonesia. Sehingga, tidak monoton dan mempunyai nilai lebih. Bukan sekedar pariwara persuasif tapi memberi edukasi. Sesuai slogannya, manisnya marjan begitu kaya rasa.
Nah, berikut ini saya akan mencoba menuliskan ringkasan 11 cerita iklan Marjan dari tahun 2010.
Tahun 2010
Kisah Marjan dibuka oleh perantau yang bekerja di rumah makan kangen kampung. Saat bulan puasa tiba, ia pun tetap harus bekerja. Saat menjelang berbuka ia kerap menghibur pengunjung dengan permainannya meniup botol sirup yang sudah kosong. Saat lebatan tiba, akhirnya ia bisa mudik dan bertemu (calon) kekasih.
Tahun 2011
Seorang kakek kedatangan cucunya dari kota. Sang cucu merupakan anak modern yang jago break dance. Suatu ketika dia unjuk gigi di antara para murid pencak silat kakeknya. Sang kakek murka. Di hari kemenangan, berkat Marjan hubungan yang menegang mencairkan. Kakek dan cucu kompak.
Tahun 2012
Ini cerita mengenai seorang anak yang ingin meraih kemenangan dalam lomba dayung. Timnya pun menjadi bahan ejekan kelompok lain karena dayungnya jelek sudah mau patah. Namun, ia dan timnya terus gigih berlatih. Kegigihan dan kerjasama mengantarkan timnya menjadi juara. Tim yang dulunya suka mencemooh bersikap sportif dan ikut merayakan kemenangan.
Tahun 2013
Dari baju khas yang dipakai dan logat bicara, ayah dan anak merupakan orang Madura. Sang anak yang ingin memiliki kemampuan seperti ayahnya yang bisa mengambil botol dengan pecut. Ia pun rajin berlatih. Berkat pantang menyerah akhirnya ia pun bisa mengambil botol dengan pecut seperti ayahnya dari atas karaban sapi. Para penonton pun berdecak kagum.
Tahun 2014
Seorang anak suka main ketapel tak sengaja merusak balon udara untuk festival. Sang anak dimarahi dan merasa bersalah. Ditemani ibunya, dia meminta maaf. Si Bapak agak ogah-ogahan menerima balon permintaan maaf. Festival kemenangan tiba. Ternyata si Bapak melakukan inovasi untuk balon festivalnya. Dengan motor modifikasi, dia membawa sang anak memutari lapangan untuk melubangi balon besar dengan ketapel. Balon-balon kecil menyeruak. Festival lebih meriah.