Belgia bagiku lebih identik dengan waffle coklat dibanding sepak bolanya. Berbeda dengan negara Eropa lainnya seperti Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, dan Portugal yang liga domestiknya sudah familiar bagi penggemar sepak bola di Indonesia.
Sebagai pendukung Jerman, aku pun tak melirik Belgia yang sejak awal sudah disebut kuda hitam yang pantas diperhitungkan. Hingga akhirnya Jerman keok --yang katanya terkena kutukan piala dunia bahwa tak ada juara bertahan piala dunia lolos dari fase gugur--. Berkebalikan dengan Jerman, Belgia melenggang hingga menatap delapan besar.
Di Babak perempat final Piala Dunia 2018, Belgia akan bertemu juara Piala Dunia 2006 Brasil. Negara yang sudah tidak diragukan pula iklim sepak bolanya dan pencetak pemain-pemain bintang.
Belgia
Di babak enam belas besar, Belgia yang sudah tertinggal dua gol dari Jepang, secara mengejutkan membalikkan keadaan menjadi 3-2. Memaksa tim Tsubasa angkat koper.
Di babak penyisihan, Belgia yang tergabung di grup G bersama Inggris, Tunisia, dan Panama memuncaki group dengan poin sempurna. Termasuk mengalahkan Inggris dengan skor 0-1.
Kesuksesan menundukkan Meksiko 2-0, membuat Brasil menjaga tradisi tak pernah gagal melangkah dari 16 besar dalam tujuh piala dunia beruntun. Perlawanan Meksiko yang merobohkan Die Mannschaft di pertandingan pertama tak menghentikan tarian tim Samba.
Brasil pun bertengger di puncak Grup F yang tergabung dengan negara Swiss, Serbia, dan Kosta Rika dengan poin tujuh. Brasil hanya dipaksa bermain imbang dengan Swiss di pertandingan pertama dengan mencetak satu gol. Dan, menjadi satu-satunya kebobolan Brasil di Piala Dunia 2018.
Laga Brasil dengan Belgia juga menyorot nama striker Neymar dan Hazard sebagai pemain andalan. Neymar telah menyumbangkan 2 gol. Bahkan golnya saat melawan Meksiko memecahkan rekor Jerman sebagai negara penyumbang gol terbanyak sepanjang sejarah piala dunia. Brasil dengan 228 goal mengungguli Jerman 226 tendangan masuk gawang.Â