Etika dalam Media Sosial: Bagaimana Publik Memberikan Opininya Melalui Berita?

Media sosial merupakan wadah untuk bertukar dan membuat informasi secara online. Media sosial dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Sebagai pengguna media sosial, kita tentunya harus memiliki etika dalam menggunakan media sosial agar tidak disalahgunakan.

Dalam menggunakan media sosial, kita akan mendapatkan layanan informasi secara instan lewat berbagai macam fiture dan akun-akun media berita. Tentunya hal ini akan membuat opini masyarakat yang melihat. Berita yang disampaikan oleh media seringkali mendapat opini publik dari berbagai macam aspek. Biasanya, opini publik ini terbentuk jika berita yang di sampaikan merupakan berita yang bersifat tidak masuk akal, terjadi secara tibatiba dan merugikan banyak orang.

Dalam menyampaikan sebuah opini, kita harus memperhatikan berbagai macam etika. Dengan adanya etika dalam bermedia sosial, kita akan terhindar dari hal-hal yang merugikan kita maupun orang lain. Bukan tanpa alasan, etika hadir menjadi salah satu pedoman manusia dalam berperilaku di tengah masyarakat.

Dilansir dari zahiraccounting.com, Beberapa fungsi etika, diantaranya adalah menyelesaikan konflik sosial termasuk moral, membantu membangun konsistensi perilaku dalam bermasyarakat, menyelidiki masalah hingga ke-akar-akarnya, membantu memberikan penilaian terhadap cara berpikir seseorang dan lain sebagainya.

Saat ini, hampir sebagian besar orang bisa saling berbagi informasi serta berkomunikasi secara langsung dengan menggunakan media sosial sebab dengan internet maka mereka lebih bisa menghemat waktu dan biaya.Dalam penggunaannya, tentu kita di berikan kebebasan agar bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Dalam hal kebebasan ini, kita harus beretika dalam bermedia sosial. Tidak sedikit adanya konflik sosial yang terjadi di media sosial karena tidak adanya etika dalam menyampaikan sebuah opini. Kita para pengguna terkadang dibutakan oleh berita yang tidak benar akibat dari hasutan yang beredar pada media sosial. Kemudian menggiring opini, sehingga terjadinya sebuah konflik antara si pro dan kontra.

Ketika sebuah berita ramai dibicarakan, kemudian media sebagai wadah untuk menggiring opini publik. Ini merupakan salah satu langkah kita sebagai pengguna media sosial untuk memperhatikan adanya etika dalam melihat suatu berita yang tersebar. Sebaiknya, kita hindari hal hal yang sifatnya dapat menyakiti orang lain. Kita tidak harus melontarkan kalimat kasar yang bisa menjatuhkan nama baik seseorang. Alangkah baiknya, untuk melihat sebuah berita kita diminta untuk menyerap sebuah nilai-nilai norma yang bisa kita petik dari berita tersebut.

Nilai-nilai norma ini dapat berupa pelajaran yang bisa kita ambil, entah dalam kehidupan nyata maupun berinteraksi satu sama lain. Biasakanlah untuk menggunakan bahasa yang tepat dengan siapapun pada saat kita berinteraksi, termasuk saat berinteraksi melalui media sosial.
Hal ini tentu saja akan membuat kita terhindar dari segala macam ancaman jahat, hukum maupun sanksi sosial.

Opini juga tidak harus selalu diberikan kepada berita di media. Adakalanya, lebih baik kita hanya sekedar tahu tanpa memberikan reaksi apapun. Terkadang reaksi kita terhadap publik itu akan membuat boomerang bagi kita sendiri. Ada beberapa contoh kasus atau peristiwa yang sedang ramai dibicarakan, ketika satu orang memberikan opini, kemudian opini beliau menimbulkan pro maupun kontra. Ini yang akan menjadi konflik bagi masyarakat.

Maka, pandangan kritis terhadap hal-hal yang diberitakan itu perlu. Literasi media menimbulkan pandangan bahwa segala sesuatu hal yang kita lihat di media sosial harus kita telaah secara baik kemudian baru kita mempercayai bahwa berita tersebut dapat kita ambil sebagai sebuah informasi. Pikiran yang kreatif dan imajinatif, berusaha untuk selalu memberikan opini yang baik tanpa mengandung unsur unsur SARA, menjatuhkan orang lain dan merugikan orang merupakan etika yang perlu di perhatikan dalam menyampaikan sebuah opini publik.