Mohon tunggu...
Dino  Rimantho
Dino Rimantho Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati lingkungan

Penikmat kopi yang simple dan ingin berbagi pengetahuan di bidang lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ancaman Kelangkaan Air, Apakah Air Tetap Mengalir sampai Jauh?

17 Desember 2020   07:07 Diperbarui: 17 Desember 2020   18:20 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Krisis Air Bersih (KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Sehingga, hal ini menjadi ancaman tersendiri bagi kelangsungan ketahanan pangan, kesehatan manusia dan ekosistem alami. Sebuah organisasi International Water Management Institute (IWMI) telah memprediksi bahwa terdapat hamper 1.4 miliar orang di dunia bermukim di wilayah yang akan mengalami kelangkaan air pada tahun 2025.

Daerah-daerah tersebut tidak memiliki sumber daya air yang mencukupi untuk dapat melangsungkan kegiatan produksi pangan, keperluan rumah tangga, industri dan lingkungan.

Mungkin kita masih mengingat adanya gagasan bahwa jumlah air di dunia ini berlimpah yang mencakup 70% di planet Bumi. Anggapan ini kemungkinan besar salah, karena hanya 2,5% dari seluruh air adalah air tawar.

Sumber daya yang terbatas ini harus mampu mendukung proyeksi populasi sebesar 9,7 miliar pada tahun 2050; dan pada tahun itu, akan diperkirakan sekitar 3,9 miliar atau lebih dari 40% populasi dunia akan hidup di daerah aliran sungai yang sangat sulit air.

Bukan hanya populasi yang menekan sumber daya air. Penggunaan yang berlebihan juga menjadi salah satu bukti tersendiri, dimana populasi global meningkat tiga kali lipat pada abad ke-20, tetapi penggunaan air meningkat enam kali lipat. Antara sekarang dan 2050, kebutuhan air diperkirakan akan meningkat 400% di industri manufaktur, dan 130% dari penggunaan rumah tangga.

Apabila tingkat ketersediaan air mengalami penurunan, maka persaingan untuk mendapatkan akses air bersih yang terbatas akan mengalami peningkatan sebagaimana hukum suplai dan kebutuhan. Terdapat sekitar 60% dari air tawar berasal dari wilayah sungai dan diperkirakan terdapat 592 akuifer lintar batas wilayah.

Dengan demikian, perlu adanya suatu kerjasama dan koordinasi yang berkelanjutan antar Negara guna memberikan kepastian ketersediaan air dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia, ekonomi dan lingkungan.

Ketersediaan air juga diperburuk oleh terjadinya kekeringan. Kekeringan telah menjadi salah satu ancaman tersendiri dibandingkan dengan jenis bencana lainnya. United Nation University mencatat terdapat 411 juta orang terdampak bencana pada tahun 2016 dan sekitar 94% merupakan dampak kekeringan. Bidang pertanian merupakan salah satu sector yang paling dirugikan dari terjadinya kekeringan. 

Meskipun terdapat kemajuan yang telah dicapai secara signifikan dalam penyediaan air minum untuk lebih banyak orang dari tahun ke tahun, 663 juta orang masih kekurangan sumber air minum yang 'diperbaiki' pada tahun 2015. Selain itu, bagi banyak orang, air yang 'diperbaiki' ini tidak selalu aman, dapat diandalkan, terjangkau atau dapat diakses dengan ekuitas.

Sanitasi dan kebersihan lingkungan kurang berkembang, dengan 2,4 miliar orang kekurangan fasilitas sanitasi yang layak. Kesetaraan dalam akses sanitasi dan kebersihan menjadi perhatian khusus. Tujuh dari sepuluh orang tanpa fasilitas sanitasi yang layak, dan sembilan dari sepuluh orang masih melakukan buang air besar sembarangan, tinggal di pedesaan; dan kurangnya layanan ini sering kali secara tidak proporsional mempengaruhi perempuan dan anak perempuan, yang tidak hanya dapat menderita dampak kesehatan tetapi juga bahaya pribadi ketika akses layanan tidak tersedia dan tidak aman. 

Penyakit diare, yang lama dikaitkan dengan air dan sanitasi yang buruk, menyebabkan 1 dari 9 kematian anak di seluruh dunia, menjadikan diare sebagai penyebab utama kematian ketiga di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun. Air yang buruk, sanitasi dan kebersihan adalah penyebab utama penyakit tropis terabaikan seperti schistosomiasis, trachoma dan cacingan, yang menyerang lebih dari 1,5 miliar orang setiap tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun