Pada bulan puasa tahun ini bahkan tahun-tahun sebelumnya, ramai diketahui bahwa semua kalangan memburu takjil baik itu anak muda hingga para lansia bahkan perdebatan harmonis di sosial media yang memperlihatkan para masyarakat Islam dan Nonis berebut takjil dengan sangat menggemaskan. Disini saya akan mengulik sedikit mengenai bagaimana antusias para pemburu takjil yang berkeliaran di Bazaar Ramadhan sembari memperkenalkan beberapa jajanan khas nusantara yang selalu banyak peminat dari waktu ke waktu.
Tak hanya sekelas jajanan modern seperti jelly ball, ada jajanan nusantara seperti cimol, tutut, es goyobod, es campur, es cendol, bubur ketan hitam, kacang ijo, bubur sum sum dan bakso mercon. Jajanan tradisional seperti ini masih tak kalah ramai peminat dibanding jajanan yang sudah mulai modern. Selain itu sangat cocok juga di lidah masyarakat lokal terutama kantong mahasiswa.
Saat saya berkunjung, pandangan pertama mata saya tertuju pada satu meja dagangan yang berisikan bubur sum-sum, kacang ijo dan ketan hitam. Makanan tradisional seperti ini, siapa yang tidak kenal? "Bubur Bu Net" Bu Net adalah salah satu pedagang bubur yang berjualan di Bazaar ini ditemani oleh sang anak. Saat melayani pembeli, beliau sangat ramah bahkan sesekali tak bosan untuk menawarkan kami produk lain yang ia jual. Tak heran mengapa skill berdagang beliau sangat kompeten, ternyata beliau sudah berdagang sangat lama. Memulai rintisan dari tahun 2010 hingga sekarang yakni sudah 14 tahun.
Untuk para teman-teman pembaca jika tertarik untuk mengunjungi Bazaar tersebut silahkan datang ke PUSDAI untuk berburu takjil yang segar, enak dan ramah dikantong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI