Di beberapa wilayah Indonesia terutama sekolah - sekolahnya dalam pelaksanaan pembelajarannya masih menggunakan sistem daring meskipun ada beberapa bagi wilayah yang sudah berzona hijau ataupun kuning sudah mulai menggunakan perpaduan sistem luring dan daring. Maksud dari perpaduan sistem daring dan luring adalah dalam seminggu sekolah menggunakan sistem luring selama 3 hari yaitu hari senin sampai rabu yang mana kalau di sekolah SD di tunjukkan untuk kelas 1 sampai 3 jamnya pun di bagi dua yaitu jam pagi dan siang, untuk hari kamis sampai sabtu di tujukkan untuk kelas 4 sampai 6 sama juga dalam jam di bagi 2 yaitu pagi dan siang. Pembagian ini bertujuan agar siswa tidak terlalu berkuruman dan sesuai dengan protokol kesehatan. Di sisi lain dengan sistem ini pula dapat meringankan para guru dalam membimbing pesera didik karena lebih mudah dipantau dalam melaksanakan kegiatan ngajar mengajar, tidak hanya itu siswa pun dapat terbantu dalam memahami pelajaran yang di ajarkan berbeda dengan sistem daring yang kadang pula kesulitan dala memahami mata pelajaran.
      Akibat lamanya pandemi covid-19 yang melanda berbagai wilayah dan negara, dampak pendidikan dari tahun ke tahun mengalami penurunan terutama di negeri tercinta ini yaitu Indonesia. Oleh karena itu para mahasiswa di Indonesia ini mendapatkan berupa tugas untuk dapat membantu memulihkan kembali pendidikan Indonesia yaitu di bidang membaca dan menulis, karena membaca dan menulis merupakan hal utama dalam sebuah pendidian.  Alasan ini karena generasi muda sekarang menurun dalam tingkat minat membaca dan menulisnya. Apalagi pandemi ini membuat rasa malas kian menghampir para peserta didik untuk belajar apalagi dalam  membaca dan menulis. Penulis sebagai salah satu dari mahasiswa tersebut terutama sebagai perwakilan dari universitas Pendidikan Indonesia dapat berkesempatan untuk membantu mendampingi para peserta didik di SDN Simpang yang mana beralamat di di Kp. Simpang No.557, Panundaan, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung, Prov. Jawa Barat.
      Awal pendampingan program GLS di SDN Simpang di lihat dari mimik wajah yang diperlihatkan dari para siswa sebagian terlihat antusias dan sebagian lagi terlihat masih bingung dan mungkin saja tidak begitu tertarik. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagaimana meningkatkan minat para siswa dalam minat baca dan tulis. Tahap awal siswa di ajak mengobrol apa buku bacaan yang di sukai selain buku pelajaraan, dan selanjutnya menyuruh untuk tulis hal -- hal apa saja yang di sukai dari isi buku baacan yang dibacanya sehingga hal ini melatih siswa untuk mengingat serta menulis apa yang sudah di bacanya. Dilanjut cari kalimat favorit dari hasil membaca tersebut, setelah itu cari juga kalimat atau kata yang masih sulit di pahami. Alasan menulis kalimat ataau kata yang sulit di pahami yaitu untuk membantu mencari sama -- sama kesulitan tersebut agar siswa yang lain pun dapat ikut membantu serta mendapatkan ilmu baru. Tahap kegiatan ini sedikit -- sedikit mendapatkan respon positif dan siswa dari hari ke hari meningkat daya minatnya dalam membaca dan menulis.
      Meskipun pandemi masih melanda tetapi hal ini jangan menjadikan sebuah halangan dalam menuntut ilmu terutama dalam membiasakan diri membaca dan menulis. Karena ilmu dapat di cari dimanapun dan kapanpun tanpa di batasi oleh ruangan dan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H