Mohon tunggu...
Rima Anadia
Rima Anadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

a student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Temen-temen Rusun 24 Ilir : Rintangan Kesehatan yang Dihadapi

8 Mei 2024   12:25 Diperbarui: 8 Mei 2024   13:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gambaran kondisi rusunawa 24 Ilir


“Rusunnya kurang bersih, kurang terawat jalannyo jadi perlu diperbaiki”

 (Aqilah, 12 Tahun)

Rusun, atau Rumah Susun Sewa, seringkali menjadi tempat tinggal bagi warga perkotaan yang kurang mampu. Namun, di balik atapnya yang sederhana, berbagai tantangan kesehatan mengintai penghuninya. Salah satu rintangan utama di rusun adalah kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan ruang yang sempit dan banyaknya keluarga yang tinggal dalam satu unit hunian, penyebaran penyakit menular menjadi lebih mudah. Langkah-langkah untuk menjaga jarak sosial dan praktik kebersihan seringkali sulit diterapkan di lingkungan seperti ini.

Masalah sanitasi juga menjadi perhatian utama yang ada di rusun. Namun, di balik kepadatan populasi dan lingkungan yang terbatas, ada sejumlah tantangan kesehatan yang sering dihadapi. Penyakit yang sering muncul dalam lingkungan rusunawa, atau rumah susun sewa, merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan sosial yang kompleks. Pertama-tama, kepadatan populasi yang tinggi menjadi ciri khas dari rusunawa, yang dapat menyebabkan penularan penyakit menular dengan cepat. Dalam lingkungan yang padat, individu rentan terhadap infeksi saluran pernapasan seperti flu dan pilek karena kontak yang lebih dekat antara satu sama lain. Bahkan penyakit menular yang lebih serius seperti tuberkulosis dapat dengan mudah menyebar dalam populasi yang padat seperti ini.


Gambar 2. Banyaknya tumpukkan sampah membuat sarang penyakit
Gambar 2. Banyaknya tumpukkan sampah membuat sarang penyakit
“Kotor, galak wong buang sampah sampai seperti ini apolagi banyak orang sakit yang nyari makan disini seperti gembel-gembel itu”

(Aska, 8 Tahun)

Sanitasi yang kurang memadai juga merupakan faktor penting dalam munculnya penyakit di rusunawa. Kondisi kebersihan yang buruk dan fasilitas sanitasi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pencernaan, seperti diare, yang sering terkait dengan air minum yang terkontaminasi dan kurangnya akses terhadap fasilitas toilet yang bersih. Ketiga, faktor lingkungan fisik seperti kelembaban yang tinggi dan ventilasi yang buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan penghuni rusunawa. Lingkungan yang lembap dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri yang berpotensi menyebabkan infeksi kulit seperti dermatitis dan gangguan pernapasan.

Dalam menjalani kegiatan selama menjadi masyarakat yang ada di daerah rusun, tentunya banyak masalah dan rintangan dari kesehatan masyarakat yang terjadi, diantaranya :

1. Adanya Penyakit Menular

Melalui faktor yang pertama dapat kita lihat dan amati bahwa kepadatan populasi yang tinggi di daerah rusun dapat meningkatkan risiko penularan penyakit menular, seperti flu, tuberkulosis, atau infeksi saluran pernapasan. Tidak hanya itu akibat adanya tumpukan sampah atau sanitasi yang kurang baik dapat menjadi tantangan kesehatan berupa penyebaran penyakit DBD dan malaria yang sedang sering terjadi akibat musim hujan.

Gambar 3. Selokan yang penuh sampah
Gambar 3. Selokan yang penuh sampah

2. Kulitas Udara yang Kurang Baik

Mengingat letaknya yang terdapat di pusat kota dan dipadati penduduk, kualitas udara di daerah rusun sering kali kurang baik karena polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan, industri, atau pembakaran sampah. Hal ini dapat meningkatkan risiko masalah pernapasan dan penyakit terkait polusi udara.

Gambar 4. Kondisi lingkungan rumah susun
Gambar 4. Kondisi lingkungan rumah susun

3. Kurangnya Akses terhadap Gizi yang Baik

Penduduk yang padat dan datang sebagai kelompok urban yang disibukkan dengan pekerjaan, penduduk rusun mungkin menghadapi kesulitan untuk memperoleh makanan bergizi secara teratur, yang dapat meningkatkan risiko masalah gizi dan penyakit terkait.

4. Kurangnya Akses Terhadap Tempat Olahraga dan Rekreasi

Tempatnya yang berada di tengah kota dan keterbatasan ruang terbuka dan fasilitas rekreasi di rusun dapat menyulitkan penduduk untuk berolahraga dan menjaga gaya hidup sehat karena penggunaan lapangan yang tidak dimanfaatkan dimaksimalkan menjadi tempat berolahraga dan melakukan rekreasi.

5. Masalah Kesehatan Mental

Hidup dalam lingkungan yang padat dan kurangnya privasi di rusun dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan. Hal ini dapat menjadi permasalahan yang serius karena berdampak pada kesehatan diri seseorang.

Dengan memahami rintangan kesehatan yang dihadapi di rusunawa, diperlukan tindakan segera untuk meningkatkan kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat di sana. Upaya untuk meningkatkan sanitasi, memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, dan meningkatkan edukasi kesehatan dapat membantu mengurangi dampak buruk dari kondisi lingkungan yang kurang sehat tersebut adalah tugas pemerintah, dan tenaga kesehatan bersama masyarakay untuk sama-sama dapat meminimalisir masalah kesehatan masyarakat yang ada di daerah rusun untuk mengurangi angka kesakitan dalam menghadapi rintangan kesehatan di rumah susun.

Reportase: Faiqah Raihanah, Izzati Nur Hidayah, Nurhayatun, Rima Anadia, Siti Nadira Arumaisha – S1 Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya

Editor: Najmah, SKM., MPH., PHD.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun