Peran orang tua memang tak mudah. Setiap orang tua tentunya ingin menjadi orang tua yang bisa dihargai, dihormati dan disenangi oleh anak-anaknya. Tapi dalam faktanya, tak sedikit orang tua yang merasa gagal dalam mengasuh anaknya. Pola didik yang salah kadang bisa membuat anak tumbuh menjadi sosok minim akhlaknya.Â
Betapa banyak hari ini kita saksikan informasi di TV, ada anak yang tega menyiksa orang tuanya, ada anak yang tega membunuh orang tuanya, ada anak yang tega menelantarkan orang tuanya. Miris sekali bukan?. Hal ini tentu perlu jadi perhatian buat kita semua terutama bagi orang tua maupun generasi muda yang nantinya bakal menjadi orang tua dimasa berikutnya.
Karakter seorang anak dibentuk mulai dari rumahnya. Peran orang tua terutama ibu yang menjadi madrasah utama buat seorang anak, tentunya harus memiliki bekal yang cukup sebelum menuju pernikahan. Masalah parenting yang kadang dianggap hal mudah, justru hal ini yang berpengaruh terhadap cara kita mendidik seorang anak. Lalu jika seseorang sudah memahami masalah parenting sebelum pernikahan, tentunya hal ini akan menjadi modal baginya setelah pernikahan nanti.
Setelah pernikahan terjadi maka dalam keluarga akan ada peran masing-masing. Namun dalam proses mendidik seorang anak, justru alangkah lebihnya jika kedua orang tua berperan dalam mengajarkan akhlak yang baik kepada anak. Sebenarnya banyak tips yang bisa dilakukan untuk menjadi orang tua yang sukses dalam pola asuh. Berikut 5 tips sukses menjadi orang tua yang bisa anda cobakan:
1. Ajarkan anak tentang ilmu agama
Membekali diri seorang anak dengan ilmu agama yang menjadi pondasi dalam perjalanan hidupnya. Kenalkan anak dengan agama serta ajarkan kepadanya hal-hal yang diperintahkan dalam agama kita. Pengetahuan agama perlu diberikan sedari dini supaya anak mengerti bahwa begitu pentingnya pemahaman agama untuk hidupnya.
2. Ajarkan kejujuran pada anak
Selalu ajarkan bahwa pentingnya kejujuran. Jangan biasakan anak dengan kata-kata "boleh berbohong asal untuk kebaikan". Kata seperti itu justru akan menjadi alasan klise untuk seorang anak ketika ingin melakukan kebohongan. Apalagi untuk anak usia dini yang kadang belum mengerti mana yang baik dan yang buruk, artinya mereka akan mengcopy apa yang didengar dan dilihatnya dalam kehidupnya. Peran orang tua tentunya menjadi hal yang penting supaya bisa menumbuhkan kejujuran kepada anak.
3. Jangan banding-bandingkan anak
Membanding-bandingkan anak adalah prilaku kurang baik. Seorang anak akan merasa dirinya rendah dan akan menurunkan tingkat percaya dirinya. Ingatlah bahwa setiap anak punya potensi masing-masing. Daripada kita sibuk membanding-bandingkan anak, alangkah lebih baiknya kita membantu dia menemukan potensi dirinya.