Secara metamorfosis, suara adalah bagian dari jendela jiwa. Suara menjadi bagian dari transfer komunikasi hingga pencipta suasana hati yang sangat penting. Berbicara mengenai 'pertunjukan suara', dalam arti suara sebagai komponen utama dalam pertunjukan, sejauh ini belum pernah diadakan di Indonesia.Â
Pertunjukan audio selalu dibarengi dengan visual, Konsep pameran sejauh ini hanya terbatas pada pameran yang secara teknis bersifat tradisional (baca: monoton). Pameran umumnya hanya menekankan pada visual, ketika objek kasat mata menjadi focus exhibition dibandingkan sound exhibition.
Visual exhibition tampak menyoroti beragam topik mulai dari benda bersejarah hingga kritik sosial yang dianggap mampu menciptakan first impression lebih menakjubkan.Â
Namun, area exhibition masyarakat modern tampak berbeda akhir-akhir ini karena beragam emosi yang mereka rasakan (Ahn & Bae, 2019).Â
Masyarakat modern dengan perkembangan ilmu sosial, pengetahuan, dan budaya membutuhkan warna baru dalam exhibition. Oleh sebab itu, karena pentingnya sound dalam menciptakan suasana hati karena emosi yang mulai tidak terkendali di era masyarakat modern ini, maka diadakannya sound exhibition menjadi sebuah terobosan baru dalam dunia pameran.Â
Saat ini, pemeran membutuhkan ruang yang lebih beragam daripada ruang statis. Penerapan efek suara secara sistematis sepertinya lebih efisien, modern, dan emotional.Â
Suara akan membangun imajinasi dan kreativitas pengunjung dari setiap story yang disajikan. Dengan begitu, pengunjung dapat menikmati kesan yang tak terbatas sesuai dengan pengalaman estetis masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H