Akhirnya logo TOGUA yang mendapat banyak hujatan dari segala penjuru tersebut nampaknya resmi tidak lagi digunakan. Bagi yang lupa, ini logo TOGUA yang sempat heboh beberapa waktu lalu. [caption id="" align="aligncenter" width="498" caption="TOGUA"][/caption] Sebagai gantinya, beberapa tokoh masyarakat, termasuk yang mengkritisi logo TOGUA tersebut, cekat ceket rembugan bersama memberikan solusi desain logo Yogyakarta pengganti yang diharapkan mampu lebih mewakili ciri dan semangat Yogyakarta. Akhirnya dengan melibatkan peran serta masyarakat, terkumpulah lebih dari 2.000 karya. Karya-karya ini kemudian dikurasi hingga didapatkan logo Yogyakarta yang sebenarnya diharapkan jauh lebih baik dan lebih istimewa ketimbang TOGUA yang dicaci maki tadi. Ini dia logo barunya: [caption id="" align="aligncenter" width="537" caption="Logo Jogja Istimewa"]
[/caption] Jujur jika dibandingkan dengan logo TOGUA, ini lebih baik. Setidaknya tulisannya jelas terbaca JOGJA. Akan tetapi jika mengingat bagaimana kerasnya caci maki terhadap TOGUA, terutama yang menyoroti tentang bentuknya dan juga menyinggung bahwa logo tersebut tidak mencerminkan spirit Yogyakarta, jujur saja logo baru ini tidak “hebat-hebat banget”, cenderung biasa saja malah. Spirit yang mewakili Yogyakarta (seperti yang dilontarkan para pengkritik TOGUA yang juga turut berperan dalam pembuatan/pemilihan logo ini), menurut saya tidak tertangkap di logo ini. Kalau spirit INDONESIA, iya benar ada. Merah dan Putih. Tagline “Istimewa” juga tidak serta merta membangkitkan spirit Yogyakarta di logo itu. Bahkan kelak mungkin bisa memicu pertanyaan: “Kalau istimewanya seperti Yogyakarta, berarti yang tidak istimewa kira-kira seperti apa ya?Dengan Purwakarta, lebih istimewa mana kira-kira?” Kenapa Purwakarta ada dalam tulisan tentang logo Yogyakarta ini? Alasannya sederhana, karena ternyata tagline logo baru ini sama persis dengan tagline Purwakarta
dan tentu saja, yel-yel Cherrybelle, yaitu:
ISTIMEWA. [caption id="" align="aligncenter" width="301" caption="Purwakarta Istimewa"]
[/caption] Tapi biarlah, mungkin memang kemampuan maksimal para desainer visual dan para pembuat logo Yogyakarta yang mengupulkan karyanya tersebut memang cuma sampai segitu, jadi walaupun didorong-dorong seperti apapun tetap tak banyak memberikan peningkatan. Maklumlah, namanya juga manusia. Baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, pasti ada saatnya menemui keterbatasan yang sukar dilewati dan dipecahkan. Lagi pula, menjadi seorang atau sekelompok
mediocre itu bukan dosa kok. Oh iya, belum sampai lewat beberapa jam setelah logo tersebut diperkenalkan pada publik beberapa waktu lalu, ternyata logo baru itu sudah ada meme-nya seperti ini: [caption id="" align="aligncenter" width="537" caption="Istimewa Pake Telor"]
[/caption] Kemudian beberapa hari berikutnya, ada pula yang mengatakan bahwa font logo tersebut mirip dengan logo sebuah perusahaan advertising yang beralamat di Bantul ini: [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Kemiripan Font dengan Dini Advertising"]
Kemiripan Font dengan Dini Advertising
[/caption] Apapun itu, silahkan mereka yang suka, memuji, dan mendukung logo baru ini untuk menggunakannya. Kalau saya sih
trima mboten kemawon ☺
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya