Entah karena rumahnya dekat dengan masjid, atau karena Alhamdulillah lingkungan dan kebiasaanku waktu kecil cukup baik untuk disibukkan dengan kegiatan sekolah, sekolah agama, dan mengaji di sore hari. Hal itu berpengaruh pada diriku yang sekarang, mengenai kebiasaan atau nilai-nilai yang mau aku percaya dan yakini bahkan ku terapkan pada diri.
Aku yang sekarang aku banyak dengerin ceramah atau kisah orang dan tenggelam pada obrolan-obrolan orang dipodcast tentang banyak hal. Aku hanya mau tau, orang-orang sama gak sama aku?Â
Yang mempertanyakan dan kebingungan kaya ada yang salah dalam hidup kaya ada sesuatu yang harus aku benahi karena aku percaya kita gak bisa gitu aja tergerus arus, ada nilai-nilai yang harus dipegang agar prinsip tak goyah dan punya pegangan kuat.
Rupanya perasaan yang kita rasakan, pengalaman yang kita lewatin, masalah yang dihadepin, gak bener-bener kita sendiri yang ngalamin. Orang lain juga pernah.Â
Dan maka dari itu berbagi cerita adalah penyelamat bagi jiwa yang lain agar tidak merasa sendiri dan merasa tertemani secara perasaan karena tersadar bahwa banyak diluar sana yang hidupnya gak happy-happy aja, bahwa banyak orang yang berjuang melewati masalah hidupnya itupun sudah jadi penggerak bagi jiwa kita agar tak kehilangan makna dan berhenti berusaha.
Rasanya penting untuk hidup produktif, menyampaikan apa yang lagi dirasain, mengkomunikasikan pesan yang perlu dibicarakan agar ketemu titik tengah, dan hidup dengan tidak merasa rendah diri dan merasa sendirian, bahwa kita makhluk sosial yang heterogen dan masing-masing dari kita punya "masalah" atau kubilang "challenge"-nya sendiri.
Sudah begitu, kita punya tekniknya sendiri dalam menghadapinya dan tiap kita gak bisa dibangdingkan dengan orang lain, karena diri kita terbentuk karena kejadian masalalu dan masalalu tiap orang gak pernah ada yang sama.Â
Maka dari itu belajar sejarah dan mendengarkan orang lain menjadi penting, karena gak semua itu kita alami dan bisa jadi referensi buat kita kedepannya kelak, paling tidak sadar bahwa kita gak sendirian dan kita berhak atas keputusan yang kita ambil berikut resiko-resikonya. Asalkan jangan arogan dan seenaknya sendiri apalagi keputusannya menyakiti orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H