Kita hidup tak pernah terlepas oleh waktu. Waktu mungkin menjadi penanda paling absolut mengenai segala hal di alam semesta ini. Kita terpaut oleh waktu menjalani repetisi keseharian dengan bergerak maju menambah usia lalu terlewatilah pengalaman-pengalaman didalamya. Menginjak usia 20 tahun, entah mengapa kehidupan seolah mulai serius menunjukan warnanya.Â
Pada usia ini masalah-masalah serius seolah berdatangan menguji kepribadian kita untuk  dapat menetapkan suatu pilihan-pilihan yang dituntut oleh waktu itu sendiri.
Pada usia 20 ku mulai menyadari bahwa tiap usia mempunyai periode-periode yang menuntut kita untuk mulai mempertanyakan pencapaian-pencapaian yang telah dilalui, untuk hanya sekedar diisi pada CV kita kelak, atau sekedar merenungi jejak sendiri karena merasa waktu begitu cepat berlalu saat kau baru saja berada pada waktu di transisi lulus kuliah, lalu ada tuntutan untuk menetapkan langkah berikutnya seperti mau lanjut kuliah, nyari kerja, atau bahkan mulai memikirkan soal jodoh dan pernikahan.
Usia 20-an dan Kedewasaan
Bicara soal usia 20, maka kurang rasanya kalo belum membahas perihal "dewasa". Kalau menurut IDN Times dewasa adalah suatu tingkatan di mana seseorang menjadi lebih bijaksana dalam menyikapi suatu hal.Â
Sedangkan secara harfiah dalam KBBI menyatakan, dewasa ialah; sampai umur, akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja), telah mencapai kematangan kelamin, matang (tentang pikiran, pandangan, dsb.)
Ya begitulah teorinya, namun aku yakin jika setiap orang mempunyai definisinya sendiri tentang apa itu dewasa. Saking senengnya aku sama topik seperti ini, kalau di Instagram ada yang ngebahas ini langsung menarik perhatianku.Â
Seperti yang dilakukan oleh akun "Menjadi Manusia". Akun tersebut banyak memberikan wawasan soal kehidupan dan kebetulan waktu itu ngebahas topik soal dewasa dengan konten video berisi seperti wawancara pada tiap orang dan bertanya opini mereka soal "apa itu menjadi dewasa". Boleh di cek lo.. menarik.. bukan hanya satu konten itu aja.
Bagi aku pribadi, dewasa ialah saat kita tak lagi memikirkan soal menyenangkan ego diri sendiri dan mulai belajar untuk melihat sekitar dan mempertanyakan apasaja kewajiban kita terhadap mereka.Â
Menjadi dewasa berarti mulai dapat berkompromi ketika kita mempunyai perbedaan pendapat dengan orang lain dan berkompromi soal harapan yang tak kunjung menjadi kenyataan, dan mampu menghadapi segala situasi dengan kepala dingin dan rasional.
Lalu apa korelasi antara usia dan kedewasaan? Dewasa dan usia sering dikaitkan karena seperti yang ku bahas diatas, usia mempunyai tuntutan tersendiri. Bayangkan saja sejak bayi pun usia menjadi tolak ukur tuntutan pencapaian bukan? Seperti misal pada usia segini harus sudah bisa berjalan, harus sudah bisa berbicara, dan tuntutan-tuntutan lainnya.