Mohon tunggu...
Blue Ambience
Blue Ambience Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar untuk sering menulis

Introvert, INFJ, suka ngedesain, penikmat kopi. Hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pacaran x Enggak Pacaran

29 April 2018   13:59 Diperbarui: 29 April 2018   14:07 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah sejak kapan istilah dan praktik pacaran disahkan pertama kali. Bahkan aku sudah mentahui hal ini sejak duduk dibangku SD.

Hubungan antara lawan jenis memang menyenangkan untuk dilakukan karena setiap manusia diberikan rasa suka terhadap lawan jenis. Namun bagaimana bila hal ini dilarang oleh agama (islam)? Masihkan akan ditentang meskipun menyenangkan untuk dilakukan?

Hal itu cukup sulit untuk dijawab blak-blakan, dari sudut pandang orang alim tentu tidak akan melakukan hal itu karena sudah jelas hukumnya, namun dari sudut pandang orang yang tidak berilmu ia akan merasa kenapa tidak dilakukan jika itu menyenangkan?

Masing-masing kubu akan memandang rendah yang lain (anggapan pribadi) yang alim akan memandang rendah yang pacaran lalu yang pro dengan pacaran akan memandang rendah orang yang enggak pacaran.

Tiap orang memegang prinsip hidupnya masing-masing baik itu akibat dari mendengarkan pengalaman orang lain, membaca buku, menonton film, atau melihat gaya hidup orang lain sebagai acuan yang kemudian membuat ia terinspirasi untuk berprinsip berdasarkan referensi yang ia lihat yang menurutnya benar.

Tak dapat dipungkiri sebagian populasi manusia dibumi ini hidup dengan cara meniru orang lain, begitulah pada awalnya kita belajar bicara, berjalan dan belajar aktivitas lain seperti saat kita bayi.

Maka dari itu kita sebagai manusia mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena dari kecil kita sudah biasa belajar meniru orang lain maka dari itu pentingnya sekolah agar kita bisa tau pedoman hidup yang baik itu seperti apa dan yang gak boleh dilakukan itu seperti apa.

Peran orang tua akan menjadi sangat penting untuk menjaga dan mendidik anak agar mempunyai prilaku yang baik agar setelah dewasa kelak dapat mempunyai prinsip hidup yang baik.

Solusi untuk masalah ini mungkin kita harus lebih belajar lagi toleransi dalam hidup, beberapa orang mempunyai prinsip berdasarkan latar belakang dan lingkungannya, beberapa orang mempunyai prinsip hidup karena mengalami suatu peristiwa lalu memutuskan suatu hal yang berujung pada pembentukan prinsip hidup. Kita akan menemui banyak sekali orang dengan berbagai karakter, ada yang tempramennya tinggi, ada yang pasif, ada yang cerewet, dan masih banyak lagi.

 Ngebahas pacaran sama gak pacaran itu kaya cewe yang pake kerudung sama gak pake kerudung (muslimah), sebagai umat beragama kita gak boleh kan membiarkan saudara seiman kita berjalan diatas paham yang salah? Maka yang terbaik ialah dengan menasehati dengan adab.

Adab menasehati yang baik itu gak mengintimidasi, bicara rahasia, dan disaat waktu yang tepat dan mungkin hal ini akan lebih manjur jika dikatakan oleh orang terdekatnya atau orang yang dihormatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun