Namanya Erma. Usianya 48 tahun. Beberapa tahun yang lalu, dia ditinggal oleh suaminya yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Sejak itu dia menjalani kehidupannya dalam keadaan yang amat memprihatinkan. Dia bekerja banting tulang, siang malam untuk 'menghidupi' anak anaknya yang masih kecil. Namun, musibah seakan akan tak pernah mau berpisah dari dirinya. Setahun yang lalu, kedua matanya buta total karena penyakit katarak. Walhasil, bu Erma hanya bisa menggantungkan kehidupannya kepada belas kasihan dari para tetangganya yang selalu bersemangat untuk membantunya.
Aku masih ingat tatkala dia masuk tertatih tatih ke ruang praktekku dipapah oleh bu Salma, salah seorang tetangganya. Dia berkata, 'Dok, apa mata saya masih bisa melihat lagi, dok ?'. 'Tolong dok, bantulah saya !'. 'Saya orang miskin, dok'. 'Saya harus bekerja lagi, anak anak saya masih kecil kecil dok'.
Aku betul betul amat terharu.
'Insya Allah, bu Erma akan saya bantu ', jawabku. 'Saya akan bantu bu Erma dengan kartu BPJS dan mengoperasi mata ibu di Rumah Sakit Mekarsari'.
Empat hari kemudian, bu Erma berhasil menjalani operasi katarak pada mata kanannya. Hari pertama setelah operasi, perban matanya dibuka dan........bu Erma bisa melihat kembali !. Bahkan, sampai pada barisan angka kecil kecil yang terdapat pada papan pemeriksaan Snellen yang berjarak 6 meter di depannya.
'Alhamdulillah, ibu sudah bisa melihat kembali. Penglihatan ibu bahkan jauh lebih bagus dari penglihatan saya', kataku berseloroh.
'Terima kasih banyak ya dok'. 'Bagaimana saya membalas kebaikan dokter ?', katanya. Suaranya terbata bata, seakan akan tersekat di tenggorokan. Air mata terlihat berlinang linang di kedua pelupuk matanya.
'Ibu nggak perlu memikirkan hal itu' jawabku. 'Bagi kami dokter mata ,membuat pasien bisa kembali melihat saja sudah merupakan kebahagiaan yang tiada taranya, bu'. ' Yang harus ibu lakukan ialah bersyukur kepada Allah karena dengan kuasa dan kehendakNya ibu diizinkanNya untuk dapat melihat kembali !'.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H