Mohon tunggu...
Riki Tsan
Riki Tsan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Mata

Eye is not everything. But, everything is nothing without eye

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Selalu Menyalahkan Dokter

3 September 2016   21:04 Diperbarui: 3 September 2016   21:52 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang ibu dan anaknya yang baru berusia 10 tahun masuk ke ruang praktekku di poliklinik mata di sebuah rumah sakit di Bekasi.

Usai diperiksa, si ibu bertanya dengan nada suara perlahan dan sedikit ragu ragu , 'Dok......dokter mau nggak periksa anak Down Syndrome ?'.
Batinku tersentak. 'Loh, kenapa ?', tanyaku.

Si ibu bercerita.
'Beberapa hari yang lalu, saya membawa anak saya ini ke sebuah rumah sakit swasta (-dia menyebutkan nama rumah sakit tsb-), 'Sewaktu akan memasuki kamar periksa, tiba tiba si dokter berkata 'Ini anak Down Syndrome....?. Saya nggak mau memeriksanya......!
'Dok, saya betul betul malu dan amat terpukul sekali....!', katanya. 

'Mudah mudahan kejadian yang ibu alami tersebut hanya salah paham saja, bu dan ibu dapat mema'afkan dokter tersebut ', kataku.
'Sepanjang yang saya ketahui, tidak ada dokter yang menolak untuk melayani pasien'.
'Ibu daftarkan saja anak ibu ke bagian pendaftaran di rumah sakit ini '. 'Jangan lupa sertakan surat rujukan BPJS dari klinik atau puskesmas',
'Insya Allah, saya akan memeriksa mata anak ibu sesuai dengan kemampuan saya dan ketersediaan alat alat yang kami miliki', 

 -------

Dokter memang diwajibkan untuk melayani pasien sesuai dengan Sumpah yang pernah diikrarkannya dan Etik Kedokteran. 

Namun sayangnya, kewajiban ini tidak selalu bisa dilaksanakan sepenuhnya karena berbagai sebab, seperti keharusan bagi dokter untuk melayani begitu banyak pasien dalam sehari praktek , yang kini semakin 'membludak' di era JKN/BPJS sekarang ini.
Sebagai manusia normal, keadaan ini tentu saja akan melemahkan kondisi fisik tubuhnya serta mengganggu jiwa dan mentalnya.

Ditambah dengan masih terbatasnya sumber daya manusia serta sarana maupun alat pemeriksaan di banyak fasilitas kesehatan di negeri ini yang kemudian berdampak pada menurunnya kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Ironisnya, yang selalu dijadikan 'kambing hitam' atas buruknya pelayanan kesehatan di negeri ini adalah para dokter yang dianggap tak becus melayani pasien, tak punya rasa peduli terhadap orang sakit atau dinilai tidak patuh menjalankan SOP atau aturanpun di fasilitas kesehatan tersebut......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun