Belakangan ini, nama Mama Ghufron menjadi viral di media sosial setelah mengklaim bahwa ia bisa melakukan video call dengan malaikat. Dalam videonya, Mama Ghufron menjelaskan bahwa dirinya dapat berkomunikasi dengan malaikat maut dan malaikat lainnya. Tidak hanya itu, ia juga mengaku bisa berbicara dengan bahasa semut dan jin. Pernyataan kontroversial ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dan mendapat kecaman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penjelasan MUI
MUI dengan tegas menyatakan bahwa pernyataan Mama Ghufron tidak sesuai dengan ajaran Islam. Menurut MUI, malaikat adalah makhluk gaib yang tidak bisa dilihat atau dihubungi dengan teknologi manusia seperti video call. MUI memperingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya dengan orang-orang yang mengaku memiliki kemampuan luar biasa. Selain itu, MUI mengimbau masyarakat untuk mempelajari Islam dari sumber yang terpercaya dan berpedoman pada Al-Qur'an dan hadits. MUI juga meminta Mama Ghufron untuk mengklarifikasi pernyataannya dan tidak menyesatkan masyarakat.
Tanggapan Mama Ghufron
Menanggapi kontroversi yang timbul, Mama Ghufron memberikan klarifikasi atas pernyataannya. Ia mengatakan bahwa pernyataannya adalah kiasan dan bukan dimaksudkan secara harfiah. Mama Ghufron juga meminta maaf jika pernyataannya telah menimbulkan kebingungan dan kegaduhan.
Dampak Peristiwa
Peristiwa ini segera menjadi sorotan media dan publik. Banyak pihak yang memberikan komentar dan tanggapannya. Di media sosial, pernyataan Mama Ghufron menjadi bahan diskusi yang hangat. Kontroversi ini diharapkan menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih kritis dan tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar di media sosial.
Informasi Tambahan
Sebelumnya, Mama Ghufron juga pernah membuat pernyataan kontroversial lainnya. MUI telah mengeluarkan fatwa tentang bahayanya aliran sesat. Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap ajaran-ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam.
Dengan adanya peristiwa ini, diharapkan masyarakat bisa lebih bijaksana dalam menerima informasi dan selalu merujuk pada sumber-sumber yang terpercaya dalam mempelajari ajaran agama.
