Mohon tunggu...
RIKI SUBAGJA
RIKI SUBAGJA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa biasa biasa aja

Bantu Komen nya.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Jejak dalam Bayang

30 Juni 2024   06:01 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input : https://unsplash.com/@jonathanborba

Seorang mahasiswa, Arya, merantau ke kota besar untuk menimba ilmu. Selama empat semester, Arya menjalani hari-harinya dengan kesepian, sulit menemukan teman dekat. Namun, di semester kelima, ia bertemu Maya, seorang perempuan yang cerdas dan mudah diajak berbincang.

Maya memiliki pesona misterius yang membuat Arya penasaran. Mereka sering bertukar pikiran di kafe kampus, membicarakan buku, musik, dan pandangan hidup. Semakin lama, Arya merasa nyaman dan mulai jatuh hati padanya.

Namun, hubungan mereka tidak selalu mulus. Arya menyadari ada sesuatu yang disembunyikan Maya. Satu demi satu rahasia terkuak, mengungkap masa lalu Maya yang kelam dan peristiwa kehilangan yang tragis. Arya harus memilih antara melanjutkan perasaannya atau menjaga jarak demi keselamatannya.

Ketika Maya tiba-tiba menghilang, Arya terjebak dalam teka-teki. Ia memutuskan untuk mencari kebenaran di balik hilangnya Maya, yang membawanya pada penemuan mengejutkan tentang cinta, kehilangan, dan misteri yang tak terpecahkan.

---

Chapter 1: Pertemuan di Tengah Keramaian

Kota itu, bagi Arya, adalah labirin yang penuh sesak dengan keramaian dan kesepian yang menyergap di setiap sudutnya. Memasuki semester kelima, ia merasa tak banyak berubah. Teman sekadar ada, namun tiada yang benar-benar mengisi kekosongan yang ia rasakan.

Suatu sore, saat Arya duduk di kafe kampus, matanya tertuju pada seorang perempuan di sudut ruangan. Maya, nama yang baru-baru ini sering disebut oleh teman-temannya. Dia terkenal cerdas, dengan aura yang berbeda. Arya tak bisa menahan rasa penasarannya.

Maya tengah membaca buku, tak terganggu dengan hiruk pikuk sekitar. Arya, yang biasanya enggan memulai percakapan, memberanikan diri menghampirinya. "Buku apa yang sedang kamu baca?" tanyanya dengan nada santai.

Maya mengangkat wajah, tersenyum tipis. "Tentang filsafat hidup. Menarik, tapi kadang sulit dipahami," jawabnya, matanya memancarkan ketertarikan.

Percakapan mengalir begitu saja. Arya terkejut betapa mudahnya berbincang dengan Maya. Mereka membahas banyak hal, dari buku, musik, hingga film. Arya merasakan sesuatu yang berbeda. Ada rasa nyaman yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun