Syahdan, ada dua orang musafir sedang berjalan mengarungi hamparan padang pasir.
Nun di kejauhan , keduanya melihat sebuah benda berwarna hitam.
Musafir yang satu berkata, 'Itu pasti seekor burung'. Temannya membantah, 'Bukan. Itu bukan burung, tetapi kambing'.
Keduanya berdebat  sambil terus berjalan mendekati benda berwarna hitam itu.
Dan, ternyata......benda hitam itu  berwujud seekor burung yang hinggap di bebatuan.
Burung itu segera terbang ketika kedua musafir itu tiba disitu.
Musafir pertama berkata, 'Betul kan aku bilang...?, Itu burung !.
'Nggak....nggak !', jawab temannya , 'Tetap kambing walaupun terbang"... !!'.
Frasa 'tetap kambing walaupun terbang' , adalah sebuah peribahasa Arab yang berbunyi  ,anjah wain thoorot.
Peribahasa ini dinisbatkan kepada orang orang yang tetap ngotot mempertahankan pendapatnya dan tidak mau mengakui kebenaran orang lain walaupun setumpuk fakta, data dan dalil sudah dionggokkan di depan hidungnya.Â
Pertanyaan kita ialah apa yang menyebabkan  orang orang  tersebut mengidap 'penyakit'  anjah wain thoroot ini ?.
Salah satu diantaranya ialah kebencian !.
Tuhan berfirman : 'Janganlah kebencian kalian kepada suatu kaum, membuat kalian tidak bisa berlaku adil'. Â
Adil disini berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya yang benar. Sebutlah, bersikap objektif dan jernih dalam melihat dan menilai sesuatu.
Dalam konteks ini, orang orang pengidap anjah wain thoorot ini tidak dapat berfikir atau tidak dapat men ggunakan akalnya secara jernih dan objektif karena mereka melihat dan menilai sesuatu atau orang lain dengan menggunakan 'kacamata' kebencian.
Dalam 'lensa' mata orang orang pengidap anjah wain thoorot  ini , fakta fakta telah mengalami distorsi dalam  wujud wujud yang tidak karuan.
Kebenaran telah bersalin rupa menjadi kepalsuan, ketulusan dinilai sebagai kepura puraan, keberpihakan kepada masyarakat bawah dicurigai sebagai pencitraan, kesederhanaan dikatakan sebagai kebodohan dan kejujuran atau kerendahan hati diolok olok sebagai pembohongan dan dusta. Sedangkan, setitik kekeliruan dianggap dosa atau kesalahan besar yang tak terampuni.
Karena kebencian yang berkecamuk di dalam hatinya, orang orang  pengidap anjah wain thoorot bermetamorfosis menjadi makhluk makhluk Tuhan yang tidak lagi memiliki rasa malu, harga diri, kesantunan dan kesopanan sebab lagi tidak sungkan sungkan menghina, mempermalukan dan membuka aib  orang  yang dibencinya itu.
Ajaibnya, bahkan ada diantara mereka pengidap anjah wain thoorot ini , yang bergelar akademis yang hebat hebat seperti Professor dan Doktor serta tokoh dan pemuka masyarakat ternama.  Akal mereka tidak lagi mampu melihat kebaikan orang yang mereka bencii.