2 minggu lalu saya berkesempatan untuk berkunjung ke Cirebon, salah satu hal terkenal di Cirebon adalah sentra Batik Trusmi yang terletak di Kabupaten Cirebon, bersebelahan dengan daerah Plered. Trusmi merupakan sebuah tempat yang dikenal akan kerajinan batiknya. Uniknya, hampir setiap sudut jalan di Trusmi kita dapat menjumpai banyak galeri Batik, sehingga harga batik pun sangat bersaing murah
Beberapa motif batik yang berhasil saya abadikan diantaranya :
Pengrajin batik banyak menuangkan gambaran flora, fauna dan alam dalam secarik kain batik layaknya sebuah lukisan
[caption id="attachment_125460" align="alignnone" width="300" caption="Motif Rereng (lereng) karena bentuknya diagonal dan berupa pengulangan bentuk, cantik ya! khas Jawa Barat, menggambarkan kesederhanaan dan apa adanya"]
[caption id="attachment_125461" align="alignleft" width="300" caption="Corak warna merah pada batik Cirebon banyak terinspirasi dari budaya Cina"]
[caption id="attachment_125462" align="alignleft" width="300" caption="motif batik pesisir yang terinspirasi dari hasil alam masyarakat Cirebon yg secara geografis terletak di daerah Pesisir pantai"]
Dari beberapa perbincangan dan pengamatan saya selama berkunjung ke sentra batik Trusmi Cirebon, saya melihat bahwa bagi sebagian orang, membeli batik adalah hal yang mudah, tetapi tahukah anda bahwa dibalik sehelai kain batik tersimpan banyak cerita, tentang prosesnya yang panjang serta bagaimana batik menjadi tumpuan dalam menyambung hidup bagi para pengrajinnya.
Bagi sang pengrajin, membatik bukanlah sebatas pekerjaan dan nafas untuk bertahan hidup, membatik merupakan tradisi yang sudah diturunkan secara temurun, menjaga tradisi merupakan hal yang diutamakan, karena batik menurut mereka bukan hanya sehelai kain yang dipakai menutupi tubuh, namun batik merupakan lukisan apresiasi dan dedikasi yang mereka curahkan untuk menceritakan kepada anak cucunya kelak betapa kita memiliki budaya yang indah seindah corak batik Trusmi di atas :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H