Mohon tunggu...
Riki Kusnadi
Riki Kusnadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup sebagai pedagang biasa yang bercita-cita sebagai pengusaha kondang. #CRABTY

Selanjutnya

Tutup

Financial

Celotehan HahaHihi #13 - "Plot Keuangan ke dalam Gelas"

23 November 2020   19:48 Diperbarui: 23 November 2020   19:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo brosis, edisi kali ini sedikit terlambat naik nih. Puji Tuhan senin pagi yang cukup hectic dengan toko. Di toko lagi mendapat orderan sembako dari anak sekolah yang lagi ngumpulin untuk Aksi Natal. Jadinya mesti terjun langsung untuk antar paketnya. Cukup lama tidak menginjakkan kaki di sekolah tercinta. Hehehe.. sembari nostalgia dengan lingkungan sekolah yang sudah banyak berubah. Tak lupa silaturahmi dengan beberapa guru juga yang masih ada di kantor guru. Selain itu, tak lupa ku hampiri warung kopi yang ada di depan sekolah. Sambil berbagi cerita karena sudah lama tak bersua(jumpa). 

Om Alex yang hampir setiap hari ngopi di warkop depan sekolah pun menanyakan kesibukanku sekarang. Sambil menikmati kopi hitam panas yang sedikit gula kami pun mulai bercerita, beliau membagi ilmu kepada saya tentang sukses dan kegagalan. Tentang semua itu harus kita persiapkan dan sampai sejauh mana kita bisa menghadapinya. Tatapan tajam dari beliau yang sambil cerita dengan perumpamaan sebuah gelas. Finansial pada seseorang harus membagi gelas tersebut menjadi tiga bagian. Pada posisi dasar yang menjadi pondasi kita adalah tabungan (kekayaan/aset), posisi kedua yaitu permodalan, baik untuk memulai usaha ataupun modal untuk kita bekerja sehari hari. Dan pada lapis ketiga itu ada keuntungan.

dokpri
dokpri
Untuk memulai sebuah usaha kita harus memisahkan terlebih dahulu kedua lapisan, antara kekayaan dan juga modal. Walaupun memang modal itu berasal dari kekayaan kita sendiri. Selain berasal dari kekayaan modal juga bisa didapat dari pinjaman(kredit) ataupun bantuan keluarga. 

Apa yang menyebabkan semua itu harus dipisahkan? Pemisahan tersebut dilakukan agar bisa menahan hasrat(nafsu) yang berlebih dan meminimalisir kegagalan. Manusia tak luput dari kerakusan dan kelalaian, jika kita menggabungkan antara kekayaan dan modal berbahaya pada saat kita mengalami kelalaian karena kurang fokus, gagal bayar kredit ataupun lainnya bisa-bisa semua akan lenyap sampai ke dasar, lebih lagi sampai gelas itu harus bocor dengan kata lain finansial sudah minus. Maka dari itu semua harus di plot masing masing. ketika semua sudah terplot tetapi pada usaha kita harus kandas maka yang akan dikorbankan hanya sebatas modal. Kita masih mempunyai pondasi yang cukup baik yaitu dengan tabungan (kekayaan dan aset), dengan itu kita masih bisa membangun kembali secara perlahan. 

Kemudian kenapa harus ada lapis ketiga(keuntungan)? Keuntungan itu gunanya untuk menambahkan modal usaha ataupun untuk membuka usaha baru. Ngomongin usaha mulu kapan nikmatinnya bray? capek kali kerja terus. hahaha... Simple brosis dengan perumpamaan gelas tadi kita bisa nikmati kalau gelas itu telah meluber(tumpah ruah). etsss katanya manusia gak ada puasnya karena keserakahan, jadi kapan kita bisa tahu kalau itu sudah meluber (bisa kita nikmati)? mudah brosis ketika kita sudah menemukan kata PAS, tidak lebih dan tidak kurang. Standar yang PAS itu ketika kita sudah menyiapkan semua dana untuk kedepannya. Kita perlu menyiapkan dana pensiun, dana pendidikan anak. Sambil memenuhi itu semua jika dana masih melebihi dari pada dana yang harus ditabung ya bisalah untuk menikmatinya. 

So, yuk memulai plot in semuanya, jika sudah terplot jangan lupa untuk memulai untuk menyiapkan dana-dana yang perlu dipersiapkan untuk masa depannya ya. Kalau cara-ku dengan investasi reksadana. Apapun caranya yang penting kita mulai dulu ya, sekecil apapun perubahan yang kita buat perharinya itu sudah termasuk kemajuan dalam hidup kita loh. Semangat brosis, jangan lupa untuk tersenyum :)

Salam satu hati

#CRABTY

*Riki Kusnadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun