Berbicara loyalitas ya pastinya tentang kesetiaan, kalo kata anak jaman now cinta mati. Namanya juga cinta ya kali gak prioritas ya? Tapi yang mesti di prioritasin kan banyak yak. Hahaha...
Loyalitas itu sendiri membuat ikatan emosional sehingga membangun keterikatan dan rasa memiliki. Rasa ini muncul bisa buat banyak hal kok bisa buat keluarga, organisasi, teman, merek dll. Contoh yang paling gampang di temui adalah fans klub sepak bola.
Di Indonesia setiap klub punya fans nya sendiri seperti persib punya viking;bobotoh;maung bandung , persija punya jack mania, persebaya punya bonek. Kemana pun tim mereka tanding sebisa mungkin mereka hadir di sana.
Tak sedikit dari mereka karna keloyalan menaruhkan hidup dan matinya. Selain itu anak-anak mereka pun sudah ditanamkan rasa loyal terhadap tim-tim kesayangan orang tuanya.
Tahun 2012 akhir aku pernah melihat langsung supporter loyal, kala itu pertandingan basket nasional antar SMA. Kebetulan SMA ku ikut serta. Aku berkesempatan ambil bagian dalam tim, bukan sebagai pemain loh ya, hanya offial aja kok.
SMA swasta di Jogja yang berisikan anak laki-laki yang rata-rata gondrong semua datang memenuhi GOR Senayan di Jakarta. Kagum? Banget! Sekelas anak SMA uda bisa secinta itu dengan almamaternya yang rela naik kereta dan bis untuk menonton teman-teman nya bertanding.Â
Begitu kental terasa kecintaan terhadap almamaternya. Setelah melihat meraka, ku coba searching deh tentang sekolah itu. Keren! Kata pertama yang bisa ku ucap, andai dulu uda tau ada sekolah sekeren itu, pasti daftar kesana. Bebas tapi terarah mungkin itu yang membuat sekolah itu jadi sekolah favorit.
Setahu ku gak mudah juga untuk masuk kesana, butuh nilai yang mempuni dan ikuti tes-tes lainnya agar bisa masuk kesana. Siswa yang lolos memiliki kebanggan(pride) tersendiri dan akhirnya tertenam lah keloyalan itu dengan sendirinya.
Kecintaan akan almamater sebuah hal yang sangat baik. Menurut ku gak akan pernah berpaling sih untuk mencintai almamater. Saat waktu terus bergerak, apa masih terus bisa terikat? Live must go on man! Hidup harus selalu maju brosis.
Akhirnya gak bisa lagi dah terjun langsung untuk menggerakkan kegiatan di dalamnya, kecuali bekerja profesional (benefit) untuk civitas tersebut. Jadi kalo gitu dianggap gak loyal? Terlalu sempit jika ada yg menilai seperti itu.
Setiap pribadi punya cara perangnya sendiri jadi punya cara masing-masing juga untuk ungkapin rasa loyalnya. Gak melulu mengambil peran baru bisa dianggap loyal. Hehehe...