Wonosobo Youth Center (WYC) berdiri pada tanggal 9 September 2000 sebagai pusat pelayanan informasi dan konseling remaja dengan konsep dari remaja untuk remaja. Latar belakang berdirinya lembaga ini atas maraknya kasus kenakalan remaja di Kabupaten Wonosobo pada era tersebut. Kenakalan remaja yang ada di Kabupaten Wonosobo seperti  penggunaan narkoba, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, dan penularan infeksi menilar seksual (IMS). Fenomena remaja ini berulang kali menarik perhatian berbagai pihak. Mulai dari tawuran yang meluas, penyalahgunaan narkoba, hingga gaya pergaulan yang diyakini sebagian pihak berujung pada perilaku seks bebas. Fenomena ini tidak lagi hanya terjadi pada remaja di kota-kota besar, namun sudah merambah ke seluruh daerah, termasuk Wonosobo.
Banyaknya kenakalan remaja di Wonosobo yang notabene merupakan kota yang cukup kecil, sehingga banyak remaja yang terjerumus dalam perilaku tidak bertanggung jawab tersebut dikarenakan mereka tidak memperoleh informasi dan akses pelayanan pencegahan baik dari masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Hal ini terjadi karena generasi muda belum atau dianggap cukup dewasa dalam menerima informasi dan layanan kesehatan reproduksi. Namun diperlukan pengetahuan yang cukup dan benar  untuk menghindari berbagai risiko akibat perilaku  tidak bertanggung jawab. Kenyataan menunjukkan bahwa memberikan remaja informasi komprehensif tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi membantu mereka  merasa aman dan memegang kendali atas keputusan mereka.
Kenakalan remaja mengacu pada perilaku ilegal atau antisosial yang dilakukan oleh anak di bawah umur atau remaja. Perilaku ini dapat berkisar dari kejahatan kecil seperti vandalisme atau pencurian hingga pelanggaran yang lebih serius seperti penyerangan atau kejahatan terkait narkoba. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja dapat mencakup masalah keluarga, tekanan teman sebaya, status sosial ekonomi, penyalahgunaan narkoba, kurangnya bimbingan orang tua, dan masalah kesehatan mental. Strategi intervensi dan pencegahan sering kali melibatkan program dukungan masyarakat, inisiatif pendidikan, konseling, dan terkadang intervensi hukum yang ditujukan untuk rehabilitasi daripada hukuman.Â
Namun sayangnya program-program pemerintah pada waktu itu kurang memperhatihan fenomena-fenomena yang ada di lingkungan remaja, khususnya terkait kesehatan reprosuksi remaja. Kesehatan reproduksi mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan sistem reproduksi, kesehatan seksual, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Ini mencakup aspek-aspek seperti:
- Pendidikan Seksual: Memberikan informasi yang akurat dan komprehensif tentang kesehatan seksual, anatomi reproduksi, kontrasepsi, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan hubungan yang sehat.
- Keluarga Berencana: Akses terhadap metode dan layanan kontrasepsi untuk membantu individu dan pasangan membuat keputusan yang tepat mengenai kapan, kapan, dan berapa banyak anak yang akan dimiliki.
- Perawatan Prenatal: Memastikan layanan kesehatan dan dukungan yang tepat selama kehamilan, termasuk kunjungan prenatal, panduan nutrisi, dan pemeriksaan untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
- Kesehatan Ibu: Mengatasi kematian dan kesakitan ibu dengan menyediakan layanan obstetri yang berkualitas, termasuk akses terhadap bidan terampil dan layanan obstetri darurat.
- Pencegahan dan Pengobatan IMS: Mempromosikan praktik seksual yang aman untuk mencegah penularan IMS, serta menyediakan layanan tes, pengobatan, dan konseling bagi mereka yang terkena dampak.
- Layanan Infertilitas: Menawarkan dukungan dan intervensi medis untuk individu dan pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil atau hamil hingga cukup bulan.
- Hak Reproduksi: Mengadvokasi hak individu untuk mengambil keputusan secara otonom mengenai kehidupan reproduksinya, bebas dari diskriminasi, kekerasan, atau kekerasan.
- Kesetaraan Gender: Mengatasi faktor sosial dan ekonomi yang berdampak pada kesehatan reproduksi, termasuk kekerasan berbasis gender, diskriminasi, dan akses yang tidak setara terhadap sumber daya dan peluang.
- Kesehatan Remaja: Memberikan pendidikan dan layanan kesehatan seksual sesuai usia kepada remaja, termasuk informasi tentang pubertas, kontrasepsi, persetujuan, dan hubungan yang sehat.
Secara keseluruhan, kesehatan reproduksi sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial sepanjang hidup, dan hal ini memerlukan pendekatan komprehensif yang mempertimbangkan beragam kebutuhan dan pengalaman individu dan komunitas.
Atas dasar fenomena tersebut Jaelan, Sobar Riyadi, Ahmad Khafid, dan Wilda Inayah berinisiasi untuk mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dapat menampung dan membina remaja-remaja di Wonosobo. Wonosobo Youth Center (WYC) WYC berupaya untuk mengukuhkan dirinya sebagai mitra generasi muda melalui berbagai kegiatan agar generasi muda dapat menjadikannya tema tersendiri dalam kehidupan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh WYC fokus pada peningkatan generasi muda yang sehat dan bertanggung jawab dengan  memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang aspek kehidupan generasi muda yang  membantu menentukan sikap dan perilaku mereka.
Selain itu, WYC juga memberikan ruang bagi semangat dan kedinamisan remaja melalui berbagai kegiatan  kreatif, edukatif, olah raga, dan produktif. Ide dibalik hal ini adalah remaja tidak mudah dibekali dengan berbagai informasi. Bagaimanapun, energi remaja yang sangat besar masih perlu disalurkan. Tentunya akan sangat baik jika energi tersebut disalurkan ke dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat, tergantung bakat dan minat generasi muda itu sendiri. Visi "Sehat yang Bertanggung Jawab"  yang kemudian dijadikan slogan bertujuan untuk mendorong remaja memiliki sikap dan perilaku yang sehat dan bertanggung jawab secara fisik, mental, sosial, seksual, dan spiritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H