Di sebuah desa yang terletak di antara dua pegunungan, hiduplah seorang gadis manja yang selalu meminta ibunya untuk membelikannya barang -- barang mewah untuk bergaya. Ia tak sedikitpun memperdulikan ibunya yang harus susah payah bekerja menjual hasil kebunnya dari desa ke kota setiap hari. Ia hanya tinggal berdua bersama ibunya karena ayahnya sudah lama meninggal dunia.
Setiap gadis manja ini meminta sesuatu pada ibunya, maka ibunya harus segera menurutinya. Tanpa berpikir apakah ibunya memiliki uang atau tidak, Ia akan merengek sambil melempari seisi rumah agar ibunya mau menuruti keinginannya. Gadis manja ini bahkan pernah berusaha membakar rumahnya lantaran ibunya tak menuruti ucapannya.
Pada suatu hari, gadis ini meminta ibunya untuk menemaninya membeli baju baru di kota. Ibunya sampai -- sampai harus menjual beberapa perabotan rumah yang tersisa kepada para tetangga untuk menuruti permintaan anaknya. Sesampainya di kota, gadis ini membeli banyak sekali baju dan menyuruh ibunya untuk membawakan belanjaannya, Ia memperlakukan ibunya layaknya seorang pembantu.
Saat perjalanan pulang, gadis manja dan ibunya ini berpapasan dengan seorang pemuda tampan yang terlihat sangat kaya. Si pemuda pun mengajaknya berkenalan, sampai pada akhirnya pemuda tampan ini menanyakan siapa wanita tua yang bersamanya "Apakah dia ibumu, Nona?" tanya si pemuda. Gadis manja yang malu karena penampilan ibunya, yang lusuh dan kotor karena bekerja keras itupun, tidak mengakui wanita tersebut adalah ibunya "bukan, dia adalah pembantuku, ibuku sibuk bekerja di kota." Jawab si gadis manja.
Ibunya yang mendengar perkataan anaknya, merasa sakit hati. Ia menangis dalam hati sembari berdoa "Ya Tuhan, Mengapa anakku memiliki hati sekeras batu, aku begitu sedih mendengar perkataannya, Aku ikhlas jika kau ubah dia menjadi batu seperti hatinya, ya tuhan." Ibunya yang sudah tak kuasa menahan tangis dan kecewa akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua, anaknya terlihat tidak peduli kepada ibunya dan membiarkannya pergi begitu saja.
Tak lama setelah ibunya pergi, langit menggelegar disertai dentuman keras, kemudian kilatan petir menyambar ke tubuh gadis manja yang membuatnya perlahan berubah menjadi batu. Gadis manja itupun menangis sambil memanggil ibunya. Ia merasa sangat takut dan terus menangis, tangisannya yang tak ada hentinya itu sampai membentuk danau dan menenggelamkan dirinya beserta semua penyesalannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H