Mohon tunggu...
Riki Asiansyah
Riki Asiansyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa di UIN SUSKA Riau Jurusan Akuntansi semester V

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melancong di Kota Taluk

26 Agustus 2014   19:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:30 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Welcome Taluk, pertamakali aku dan rombongan teman-teman dari Pekanbaru memasuki gerbang kota Taluk kuantan. Dengan wajah yang sumringa akhirnya kami dan rombongan sampai di tempat yang akan diselenggarakanya iven nasional Pacu jalur 2014.

Malam hari di kota Taluk kuantan sangatlah menyenangkan, wisata kuliner dan belanja menjadi salah satu ritual yang harus kami jalankan di setiap pelancongan kami minimal sekedar cuci mata saja. Kadang hal-hal yang tak terduga dan mengejutkan menjadi topik pembicaraan yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal, seperti saat mengetahui biaya parkir yang fantastis serjumlah 5000 rupiah per motor, belum lagi harga soto yang berubah dari harga kami makan malam sebelumnya sekitar 10000 rupiah menjadi dua kali lipatnya. Istimewa.

Namun miris rasanya saat melihat kondisi pasar rakyat di kota Taluk kuantan atau tempat wisata di sekitarnya pada siang hari. Jalan pasar yang seharusnya menjadi akses nyaman bagi para pejalan kaki menujuh Pacu jalur, malah tampak tak berarturan karena banyaknya pedagang membuka lapaknya tidak hanya di bahu jalan malah hanya menyisahkan jalan  sebesar trotoar sekitar satu setengah meter untuk lebarnya. Apa lagi saat seperti iven nasional Pacu jalur 2014 yang baru saja berlangsung. Parkir liarpun  berserakan dimana-mana tidak mau ketinggalan sampah menumpuk dan berserakan hampir di semua tempat, padahal aku mulai menyukai kota ini gumanku dalam hati. Beginilah masalah di setiap tempat wisata di negeri kita, kurangnya kesadaran pada lingkungan masyarakatnya membuat PR(pekerjaan rumah) yang tidak selesai-selesai.

Padahal kota ini dan kebanyakan kota wisata di Indonesia lainya memiliki potensi wisata kelas dunia jika di kelolah dengan baik oleh pemerintahnya dan masyarakatnya ikut ambil bagian khususnya pada masalah lingkungan. Karena kemajuan ekonomi harus selaras dengan lingkungan yang sehat dan indah untuk keuntungan jangkah yang lebih panjang.

Jika ditanya siapa yang paling bertanggung jawab atas permasalahan ini. aku rasa pemerintah kota yang paling memiliki wewenang untuk mengatasi masalah ini dengan segalah wewenang dan kekuatanya untuk bertindak. tetapi bukan semata-mata hanya pemerintah tetapi semua lapisan masyatakat harus mau mengambil tanggung jawab yang sama rata dan tantangan kedepanya. Beranikah kita pemudah  menjadi penggerak untuk menjadikan tempat-tempat wisata di Indonesia yang masih dalam proses berkembang menjadi destinasi dunia yang tidak hanya menjadi ladang pergerakan ekonomi namun bisa menyelaraskanya dengan keberlangsungan lingkungan sehingga kebudayaan unik yang di tawarkan setiap tempat wisata dapat dinikmati dengan lebih bijak .

Pukul sembilan malam kamipun meninggalkan kota Taluk kuantan, bye Taluk. sampai jumpa lain waktu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun