Mohon tunggu...
Riki Aditya Ridharta
Riki Aditya Ridharta Mohon Tunggu... -

Mahasiswa ESL'50 IPB.Wujudkan gerakan #KarenaKitaPeduli dan Berani Bekerja 3x. Aktif organisasi di Himpunan Profesi REESA IPB \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Dilema Penurunan Harga BBM Bersubsidi

21 Januari 2015   08:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sejak tanggal 19 Januari 2015 pemerintah mentapkan harga terbaru untuk BBM bersubsidi mengalami penurunan dari 7.600 ke 6.600 rupiah. Harga tersebut hanya berlaku di pulau Jawa dan Bali, sedangkan di daerah lain harga BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 6.500 rupiah. Pemerintah menganggap bahwa penurunan tersebut dilakukan karena harga minyak dunia saat ini sedang menurun. Dan mulai tahun 2015 ini pemerintah menyatakan bahwa harga BBM subsidi akan dilepas ke mekanisme pasar. Dilema ? Inilah kata yang mungkin dialami rakyat. Mengapa ? Karena ketika harga BBM bersubsidi dilepas ke mekanisme pasar pasti hal tersebut menimbulkan ketidakpastian. Harga BBM bisa saja melambung tinggi bahkan bisa juga turun secara drastis. Itu terjadi saat ini, bulan November tahun lalu pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Namun, dua bulan kemudian ternyata pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi. Dan kali ini pemerintah lagi-lagi menurunkan harga BBM bersubsidi. Aneh ? Itulah hal yang terbesit dipikiran saya. Apakah penurunan tersebut berdampak bagi harga- harga kebutuhan lainnya ? Itulah mungkin yang dipikirkan oleh masyarakat. Namun, Kenyataannya tidak sama sekali. Mengapa hal tersebut bisa terjadi demikian ? Mungkin itulah pertanyaan yang timbul saat ini. Sejak pemerintah mengumumkan akan menurunkan harga BBM bersubsidi, tetap saja harga kebutuhan lainnya tidak mengalami penurunan. Walaupun saat ini presiden telah menginstruksikan bahwa harga- harga kebutuhan lainnya harus ikut turun. Banyak masyarakat yang mengeluh terhadap kondisi saat ini. Mereka menganggap bahwa strategi pemerintah yang “pro rakyat” tidak tepat sasaran. Tidak hanya itu, pedagang pun mengeluh dan mengungkapkan kalau harga yang diterima di pedagang juga tidak mengalami penurunan. Mungkin itulah fakta yang terjadi saat ini. Masyarakat saat ini dibuat bingung terhadap kondisi tersebut. Seharusnya pemerintah tahu bahwa menurunkan harga iitu lebih sulit daripada menaikan harga. Kita tahu bahwa banyak pihak yang berperan dalam menentukan harga pasar. Mulai dari produsen, distributor sampai ke pedagang (pengecer) pasti mereka ingin mencari keuntungan dengan turunnya harga BBM bersubsidi tersebut. Dilema Mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang dialami masyarakat saat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun