Terlahir sebuah suasana.
Terangkumlah peristiwa.
Rahim jari jemari yang erat terjabat.
Mendaulat mengikis bingkai benak yang berkarat.
Kapan kan datang runtuhnya sebuah keakuan.
Bilakah bejana kesadaranmu akan kosong.
Hingga air penyuluh memenuhi rongganya.
Tak mampukah kau tangkap keredupan restu insan peneduhmu.
Tak kuasa berpaling namun enggan pula menengokmu.
Resapi.
Angkat lumut yang menutup dinding itu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!