Dalam keseharian di negeri ini pelanggan jamak diposisikan harus mengalah.Hanya pelanggan yang ngotot yang akan diperhatikan.
Selamat siang. Kami dari optik XXXXXX memberitahukan. Lensa yang dipesan sudah datang. Terima kasih. Setelah menerima sms itu kemarin,kami meluncur ke gerai optic yang menjadi tenant di sebuah mall di simpang lima Semarang siang ini. Kami pun disambut pramuniaga di gerai berukuran 4x8 yang sudah menjadi langganan sepuluh tahun terakhir.
Pramuniaga meminta saya untuk menunggu satu jam untuk proses ganti lensa.
Sepuluh menit kemudian pramuniaga berkata,"Bapak mohon maaf,untuk proses ganti lensa baru bisa dilakukan  nanti pukul 2 siang karena petugasnya baru masuk nanti jam 2 siang"
Waktu menunjukkan pukul 12.15 ketika pramuniaga putri itu memberitahukan dengann kuluman senyum menghias wajah bulatnya.
Kemudian pramuniaga itu menambahkan,"Mungkin kalau mau jalan jalan dulu,kacamatanya diambil dulu,nanti jam 2 siang kembali ke sini lagi"
Senyum simpul masih menyapu wajahnya,khas wajah penjual untuk membujuk pelanggan.
Saya pun menukas dengan senyum serupa masih dengan nada datar halus suara bas," Seharusnya mbak menginformasikan kepada saya jam pengambilannya. Di sms mu hanya memberitahu lensa sudah datang. Artinya kan sudah siap kapan pun kalau sewaktu waktu diambil"
Pramuniaga tersenyum tanpa menjawab.
Masih dengan senyuman saya bertanya,"Apakah harus menunggu optician yang nanti datang jam 2? Tidak adakah yang bisa menggantikan?"
Pramuniaga menukas,"Mohon maaf bapak karena harus memotong lensanya. Perli yang lebih ahli: