Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Perjalanan Menuju Ethiopia (Bagian 1)

28 Januari 2022   04:52 Diperbarui: 28 Januari 2022   04:55 2134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

23 Juli 2019. Semarang -- Jakarta.

Clever and civilized men will not stay home
Leave your homeland and explore foreign fields
Go out! You shall find replacement for those you have left
Give your all, the sweetness of life will be tasted after the struggle
I have seen that standing water stagnates
If it flows, it is pure, if it does not, it will become murky
If the lion doesn't leave his den, he will not eat
If the arrow does not leave the bow, it will not strike
If the sun stands still in its orbit
Man will tire of it
Gold dust merely soil before excavated
Aloewood is just ordinary wood if in the forest

(Travel by Imam Syafii)

Saat itu perubahan besar dalam hidupku segera terjadi. Seumur hidup aku belum pernah meninggalkan Indonesia. Kakiku hanya pernah menginjak Jawa, Bali, dan pulau Menjangan. Ke Sumatera pun belum pernah.
Tiba tiba pada pertengahan Mei 2019 perusahaan menugaskanku untuk pergi Ethiopia.

Semua perlengkapan kebutuhanku selama aku di Ethiopia,istriku yang mempersiapkannya. Tangan cekatan istriku mengepak semua baju bajuku ke dalam koper. Mempersiapkan baju yang akan kubawa dan semua perlengkapanku. 2 Koper dengan berat masing masing koper 21.26 kg dan 26.97 kg.

Aku akan bekerja dan tinggal di Hawassa, sebuah kota 1 jam penerbangan dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Aku membayangkan akan tinggal negeri asal leluhur sahabat rasul Bilal Bin Rabah.

Aku adalah team leader dari 8 orang untuk keberangkatan ke Ethiopia dari Semarang.

Kami berangkat dengan penerbangan 23 Juli 2019

Batik ID6355 Srg-Cgk 14.55/15.55.

ET629 CGK-Addis Ababa 20.35/06.05

ET155 Addis Ababa-Hawassa 09.10/10.00

Bayangkan,aku belum pernah ke luar negeri. Aku harus menjadi team leader keberangkatan. Kami hampir ketinggalan pesawat dari Semarang ke Jakarta. Karena 2 anggota teamku Nisa dan Zahra,pamit sholat dan tidak berkumpul lagi dengan rombongan. Aku mencari mereka di mushola Bandara A Yani Semarang,tidak ketemu. Ternyata mereka berdua sudah menunggu di depan pintu entrance Bersama keluarga yang mengantar.Mereka tidak kembali ke rombongan. Aku tegur mereka.

Tak sempat kucium istriku Ida dan putriku Adel karena namaku dipanggil dengan pengeras suara. Adel yang seminggu sebelumnya naik ke kelas 4 dan akan kutinggalkan selama dua tahun.

Karena terlambat,kami harus berlari lari seperti dikejar setan. Waktu menunjukkan jam 14.30 sementara pesawat dari Semarang berangkat jam 14.55. Saat itu bandara A Yani Semarang masih baru, pindah dari sebelumnya yang di daerah Kalibanteng.  Pertama kali aku berangkat dari bandara baru itu. Aku tidak mengira begitu jauhnya jalan kaki dari entrance boarding pass menuju kabin pesawat. Aku berteriak teriak "Jakarta Batik rombongan 9 orang". Petugas yang membawa HT berlari lari menyusul kami sambil bicara di HT " 9 orang akan masuk".

Setelah turun di  Bandara Sutta,kami naik bis menuju terminal 2E terminal kedatangan. Kami menuju converyor 10 mengambil barang bawaan. 9 orang termasuk aku. Total membawa 18 koper dengan rata rata per koper sekitar 23 kg. Semua koper kami beri pita kuning dan nama pemilik. Saya baru tahu pita kuning dan identitas ini begitu pentingnya. Warna koper bisa sama dengan penumpang lain. Namun pita kuning menjadi penanda koper milik anggota rombonganku. Perusahaan yang mengatur tanda dan identitas koper ini.

Perjalanan menuju terminal keberangkatan internasional terminal 3 sangat melelahkan.Koper bawaan banyak dan berat. Dari 9 orang rombongan, hanya 2 laki-laki. Sisanya perempuan. Setelah turun dari bus,kami harus jalan kaki membawa koper ke stasiun sky train yang akan membawa kami ke terminal 3. Aku terkejut membaca tulisan di pintu masuk stasiun sky train,trolly tidak boleh dibawa. Waduh. Berat sekali rasanya. Masing masing dari kami harus membawa 2 koper besar naik lift. Aku naik dengan satu anggota dulu dengan 2 koperku dan memintanya menunggu di atas.

Aku turun untuk membantu rombongan perempuan menggeser dan memindahkan koper. Kami terengah engah di stasiun ini sampai masuk sky train. Turun di sky train, trolly tidak ada. Kondisi ideal 1 orang 1 trolly tidak mungkin tercapai. Kami menunggu trolly datang, sementara itu kami tumpuk 1 trolly 6 koper.

Aku bertanya kepada petugas harus masuk ke gate mana untuk pesawat Ethiopian Airline. Petugas mempersilakan masuk dari gate 2 di konter A. Sesampainya di konter A petugas Ethiopian Airline mengumpulkan passport dan tiket online kami. Koper kami serahkan dan kami terima boarding pass. Petugas Ethiopian Airline mengembalikan passport. Aku pun lega.

Masih terbayang wajah istriku Ida dan putriku Adel. Aku membatin betapa aku akan merindukan mereka. Dua tahun mendatang aku tak akan bisa memeluk istri dan anakku. Kutepis bayangan mereka karena aku harus berkonsentrasi menuju Imigrasi dan menemukan gate keberangkatan gate 2C. Waktu menunjukkan pukul 19.30. Rencananya pesawat Jakarta -- Addis Ababa akan berangkat jam 20.30. Aku dan Alfian, dua laki laki dalam rombongan kami, mencari makanan. Sedangkan 7 anggota team perempuan kami suruh tunggu di gate 2C. 45 menit kemudian aku dan Alfian membawa makan nasi uduk lauk ayam. Ternyata pesawat delay, baru direncanakan berangkat pukul 23.30.

Jam 23.00 kami sudah duduk di seat yang terbalut kain warna hijau, kabin pesawat Boeing 787-9 Dreamliner Ethiopian Airline . Aku tersenyum mengambil gambar photo diriku. Aku duduk di samping Alfian.

Separuh jiwaku masih tertinggal. Di kepalaku muncul gambar bergerak.Istriku Ida yang masih memakai baju seragam kantor warna biru. Putriku Adel yang mendekapku sangat erat saat kami berphoto, menjelang keberangkatan kami sdari kantor menuju bandara A Yani Semarang.

Aku harus berangkat menuju Ethiopia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun