Mohon tunggu...
Rikha NatusSholikhah
Rikha NatusSholikhah Mohon Tunggu... Lainnya - Hebat

Hebat kuat mandiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengkhawatirkan, Masyarakat Sekitar Membuang Limbah Plastik dan Popok Bayi di Sungai Silungonggo (Kali Tayu)

14 November 2020   05:58 Diperbarui: 14 November 2020   06:03 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa jembatan yang ada di wilayah Kecamatan Tayu, Jawa Tengah, menjadi tempat favorit masyarakat untuk membuang sampah, hal itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dekat bantaran sungai saja. Namun, hampir semua masyarakat yang melewati jembatan tersebut. Sampah yang dibuang salah satunya adalah popok bayi atau pempers.Atas kondisi itu, Perkumpulan Nelayan dan warga sekitar menyatakan telah berupaya melakukan pencegahan dengan cara menghimbau dan mengajak masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, utamanya di sungai.Ketua Rukun Tetangga (RT) 04/03, Mustahal mengungkapkan, bahwasanya himbauan dan ajakan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai berlaku untuk semua jenis sampah.

Kamis, (12/11/20) kata Mustahal "kami terus melakukan upaya, himbauan dan ajakan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai".

Meski demikian masih ada masyarakat yang tidak peduli. Masih ada di antara masyarakat Keboromo yang tetap membuang sampah ke sungai. Kurangnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat akan pentingnya sungai menjadikan sungai tercemar dan ikan-ikan mati.

Banyak warga yang menjumpai dan menerima laporan adanya masyarakat yang masih membuang sampah jenis plastik dan popok bayi ke sungai. Namun, mereka selalu merespon dengan cepat. Ujar Mustahal

Perkumpulan Nelayan dan warga sekitar membersihkan limbah popok bayi dan plastik yang ada di dalam sungai setiap dua minggu sekali sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Selain sungai sebagai tempat aliran air, sungai juga menjadi tempat mencari kebutuhan hidup yang dimana nelayan bergantung pada hasil ikan yang ditangkap.

Pentingnya adanya sanksi tegas untuk masyarakat yang melanggar aturan oleh Kepala Desa. Agar nantinya dapat tercipta sungai yang indah, nyaman, asri dan ekosistem sungai terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun