Dermaga bukan hanya batas tepi antara daratan dan lautan. Dermaga adalah tentang ingatan, perjalanan, perjumpaan, pun kehilangan.
Tempat awal mula segala rasa tercipta. Menuliskan bab baru pada lembaran kehidupan. Kelak akan menjadi sebuah kisah klasik yang diceritakan kepada kawan, saudara, keluarga, anak, maupun cucu saat usia telah mencapai senja.
Raga bercengkerama, air mata berlinang. Lambaian tangan menyambut kedatangan atau mengikhlaskan kepergian. Terselip doa dan rindu di setiap gerakannya.
Kawan lama melepas sahabat. Oma, Opa mengantar Sang Ananda. Sepasang kekasih merajut harap untuk pertemuan selanjutnya. Meski air mata terus jatuh berlinang, namun tak dapat membendung ayunan langkah.
Kepergian untuk melanjutkan pendidikan, mengumpulkan uang untuk mencukupi mahar perkawinan ataupun melaksanakan bakti pada negara. Rela berlayar meninggalkan kampung halaman untuk rencana indah di masa depan.
Jarak terbentang acapkali menghadirkan jurang untuk pertemuan. Namun ingatan senantiasa merawat kerinduan. Kelak perjumpaan akan tiba saatnya untuk bersama lagi dirayakan. Semoga rasa rindu masih lebih kuat memandumu untuk pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H