Perkembangan teknologi yang melaju dengan begitu pesat membawa berbagai pengaruh bagi peradaban manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, arus globalisasi pun turut menyebar ke seluruh penjuru dunia. Penyebarannya terjadi begitu cepat dan meluas, tidak terbatas pada negara-negara maju dengan tingkat ekonomi tinggi, namun juga menyebar di negara berkembang dan miskin dengan tingkat ekonomi rendah. Berkembangnya teknologi dan meluasnya globalisasi merupakan dua hal yang saling berkaitan, jika teknologi tidak berkembang sedemikian rupa, maka globalisasi pun tidak akan menyebar hingga seluas ini.
Perkembangan teknologi dan meluasnya arus globalisasi merupakan dua hal yang tidak dapat terhindarkan dari kehidupan manusia modern saat ini. Mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat harus hidup berdampingan dan berusaha beradaptasi dengan gaya hidup baru yang akan dijalaninya. Globalisasi secara perlahan mulai menggerogoti budaya dan kearifan lokal di Indonesia. Hal ini menyebabkan pudarnya budaya lokal di kalangan anak muda. Globalisasi yang ada sekarang ini diusung oleh para negara maju (barat) yang budayanya cukup berbeda dengan negara berkembang, maka nilai-nilai Barat dapat dianggap sebagai ancaman bagi budaya di negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Pembangunan nasional Indonesia selalu diartikan sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang maju dan modern dengan tetap bergantung pada karakter bangsa itu sendiri. Tantangan untuk mempertahankan dan membangun karakter bangsa Indonesia adalah globalisasi dan modernisasi. Bagi setiap negara, globalisasi dapat dipandang sebagai peluang, tantangan, atau ancaman. Ketika identitas dan karakter bangsa tidak tertanam kuat di dalam bangsa, maka globalisasi dapat menjadi ancaman dan memicu pembubaran karakter bangsa. Masyarakat di negara berkembang, seperti Indonesia, telah didorong oleh dua motif berbeda, bahkan bertentangan, tapi saling bergantung. Di satu sisi adalah pencarian identitas, identitas yang diakui penting oleh publik, penegasan sosial bangsa Indonesia sebagai hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata di dunia ini. Di sisi lain adalah tuntutan untuk kemajuan, untuk standar hidup yang lebih tinggi, tatanan politik yang lebih efektif, lingkup sosial yang lebih besar, serta dapat memainkan peran yang lebih besar dalam arena politik dunia dan memiliki pengaruh penting di antara bangsa-bangsa.
Permasalahan di Indonesia adalah bagaimana mempertahankan identitas tanpa menghambat kemajuan, dan bagaimana mencapai kemajuan tanpa mengorbankan identitasnya. Indonesia, sebagai bangsa dan negara terbentuk pada masyarakat yang beragam, membutuhkan identitas baru. Identitas baru yang harus lahir, harus memperhatikan dua realitas yaitu keragaman dan kesatuan. Ketika identitas hanya menekankan kesatuan, maka identitas itu akan sulit membuat orang berkomitmen secara emosional. Namun, jika terlalu menekankan pada pluralitas identitas, identitas juga akan sulit untuk mengajak semua orang bertindak bersama untuk tujuan bersama. Identitas baru harus bisa menyatukan dua unsur, yaitu kemampuan melestarikan warisan tradisional dan sekaligus harus mampu mendorong ke arah kemajuan dan modernisasi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H