Mohon tunggu...
Rike Fitriani
Rike Fitriani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang buruh yang mempunyai impian menjadi orang sukses

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jabatan Tinggi

26 Februari 2013   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

jika kita berada sebuah jabatan tinggi, gaji besar, tunjangan bnyak, rumah mewah, mobil mewah, di elu- elukan,
fasilitas mewah dan mudah, dikeliling wanita cantik (jika anda pria), hampir tiap hr mendpt hadiah mewah (bisa brupa gepokan uang), jalan2 dlm luar negri gratis plus menginap di hotel super waaah. namun disisi lain kita ditekan/­diancam untk mendata tangani hal2 yg tdk jelas, dipaksa menyetujui hal2 yg dpt merugikan orang bnyak.
jika menolak maka setiap hari, setiap waktu ditekan, dirayu melalui wanita cantik, jika tar bergeming maka tekanan itu akan datang dr keluarga sendiri (bs jd dr istri, jk anda lelaki)....

mulanya kita dielu- elukan, dibujuk untuk menduduki sebuah jabatan kosong, ketika kita trbujuk rayu mau ga mau kita harus mau berkorban agar trpilih, tabungan, rumah, mobil tergadaikan demi jabatan. tak apa berkorban toh akan kembali saat sudah menduduki jabatan tersebut.

disaat sudah terpilih, hal yg pertama dilakukan adalah bgaimana caranya agar pengorbanan yg telah dilakukan untuk kembali, apalg hampir setiap hari mendengar anak istri merengek minta ini itu.

Mungkin inilah yg melahirkan tindakan KORUPSI, ini pemikiran saya sebagai masyarakat biasa.
setebal- tebal iman seseorang pasti akan goyah juga jika berada diposisi ini, mungkin.

jika kita sudah kaya (seorang pengusa), dan diberi jabatan ini maka hal yg pertama dilakukan adalah menutup kerugian.
yg namanya pengusaha berprinsip "bagaimana mencari untung sbesar- besarnya"

bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun