Mohon tunggu...
Rika Saktiyani
Rika Saktiyani Mohon Tunggu... Auditor - Ekonomi

Hidupmu harus ada di antara harapan dan keyakinan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perilaku Konsumsi Muslim

24 Maret 2022   14:30 Diperbarui: 24 Maret 2022   14:34 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perilaku Konsumsi Muslim

Konsumsi memiliki urgensi yang sangat akbar  dalam setiap perekonomian, karena mungkin masih ada kehidupan bagi insan tanpa konsumsi. Konsumsi dalam Ekonomi Islam adalah segala upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya, penggunaan barang atau jasa & baik untuk kebutuhan jasmani pula kebutuhan rohani. Kita sebagai umat Islam harus menerima dan melaksanakan fungsi kemanusiaannya baik didunia maupun diakhirat. Ketika menerapkan perilaku konsumsi islam wajib sesuai dengan kaidah yang diterapkan oleh agama kita yaitu agama islam. Selain untuk memenuhi kebutuhanhidup kita sendiri kita juga mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan dari Allah SWT.
Perilaku konsumsi yaitu upaya yang dilakukan secara langsung baik yang terlibat dalam mengkonsumsi produk ataupun jasa. Perilaku konsumsi bisa dikatakan cara lain untuk melakukan suatu tindakan konsumsi dengan menggunakan sesuatu yang jauh diharamkan untuk memenuhi kebutuhan.
Tujuan konsumsi dalam islam. Tujuan kita mengkonsumsi sesuatu merupakan tidak lain & tidak bukan merupakan beribadah pada Allah SWT. Bahkan berukuran kebagian seseorang diukur menggunakan kemampuannya pada mengkonsumsi akan menjadikan konsumsi itu bernilai ibadah yang dengan itu manusia akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Konsumsi dalam perspektif ekonomi konvensional dinilai sebagai tujuan besar dalam kehidupan setiap manusia dan dari segala bentuk kegiatan ekonomi. Dalam prespektif ekonomi islam terdapat penyeimbang dalam kehidupan, tetapi berbeda dengan ekonomi konvensional. Dijelaskan didalam al-quran penyeimbang dalam ekonomi islam salah satunya dengan mengeluarkan zakat, sedekah untuk orang yang membutuhkan bantuan itu, dan infaq untuk masjid, pesantren, dll. Hal ini merupakan rantai umat islam agar terjalin solidaritas umat muslim dalam berkontibusi saling membantu antara satu dengan yang lain, bukan hanya itu saja, tetapi ada manfaat utamanya yaitu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Teori Konsumsi dalam Islam ialah pemenuhan kebutuhan barang atau jasa yang memberikan maslahah baik didunia maupun diakhirat nantinya dan untuk dirinya sendiri, tujuan besar dalam kehidupan setiap manusia dan segala bentuk kegiatan ekonomi. Akan tetapi kita dapat melihat dengan suatu hal yang berbeda. untuk tujuan kita mengkonsumsi sesuatu ialah untuk beribadah kepada Allah SWT tanpa adanya niat lain.
Perilaku Konsumsi Muslim yaitu  pemenuhan kebutuhan kita, tidak boleh menggunakan barang atau bentuk apapun itu secara berlebihan, baik berupa makanan, minuman, membeli pakaian, dll. Kita harus mengkonsumsi sesuai dengan apa yang kita butuhkan saja, harus mengetahui mana kebutuhan mana keinginan, harus mengurangi kemubadziran, sifat sok pamer atau sombong, dan mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak perlu.
Perilaku konsumsi Islam dasarnya dibangun atas dua hal yaitu kebutuhan dan kegunaan. Secara logis seseorang tidak pernah mungkin mengkonsumsi barang yang sama sekali dia tidak membutuhkan barang itu dan dia tidak mendapat manfaatnya. Konsumsi pada hakekatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan kita. Banyak aturan penting yang berkaitan dengan pantangan bagi seorang konsumen.
Dengan demikian kita dalam pemenuhan konsumsi diri kita  hendaknya berlandaskan pada norma yang sudah ditentukan dalam ajaran agama Islam. Oleh karenanya konsumsi dalam hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu pada rangka buat memenuhi kebutuhan duniawi atau pengeluaran yang dilakukan buat untuk memenuhi global tetapi mempunyai imbas dalam pahala akhirat.
Konsumsi yang Islam itu selalu berpedoman pada ajaran yang telah di ajarkan oleh agama Islam. Diantara ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misal perlunya memperhatikan orang lain. Bahwa setiap Muslim wajib membagi makanan atau pun barang, kepada orang lain asalkan memberi nya dengan niat. Berikutnya, bagi seorang muslim yang hidupnya dalam keadaan berlebihan maka haram baginya.
Konsumsi yang Islami selalu berpedoman pada ajaran Islam. atara lainnya adalah adanya suatu ajaran yang sangat penting yang berkaitan langsung dengan konsumsi, contohnya ialah diperlukannya memperhatikan orang lain disekitar kita. Kita sebagai seorang muslim wajib membagi baik itu berupa makanan atau barang kita berikan kepada orang lain, tujuannya untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan dan mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Dengan demikian diharamkan bagi seorang muslim yang hidup dalam keadaan serba berlebihan.
Mengkonsumsi baik berupa makanan, minuman dan menggunakan barang dengan cara yang halal. Barang yang halal tidak dapat dikonsumsi sebanyak yang kita inginkan, dan harus dibatasi dengan secukupnya sesuai keperluan kita saja, untuk menghindari kemewahan, dan berlebih- lebihan. Ketika kita mendapatkan atau mengkonsumsi barang yang baik maka output kita juga akan baik, begitupun ketika kita berperilaku konsumsi, ketika kita mencari hal-hal yang baik maka yang ada didalam tubuh kita nantinya otomatis juga akan baik.
Jika kita memenuhi kebutuhan atau memenuhi keinginan kita, maka tidaklah boleh untuk berlebih-lebihan, karena semua itu ada batasannya. Waktu kita merasa bahwa kita mampu, merogoh semuanya nanti kita sebagai seorang yang sifatnya rakus. sifat rakus itu sangat tidak disukai dan tidak dianjurkan oleh agama islam. Jadi jauhilah sifat rakus itu.
Ekonomi konvensional sangat berbeda dengan perspektif ekonomi Islam yang terdapat penyeimbang dalam kehidupan, dapat dijelaskan di dalam Alqur'an penyeimbang dalam ekonomi Islam ya salah satunya dengan mengeluarkan zakat, zakat diberikan kepada orang yang berhak menerima atau yang membutuhkan, sedekah dan Infaq. Hal berikut ialah rantai umat Islam agar Terjalin solidaritas umat Islam dalam berkontibusi untuk saling membantu antar sesama.
Perilaku seorang konsumen wajib mencerminkan hubungan dirinya dengan aku Allah SWTKonsumsi dalam ekonomi islam adalah kumpulan perilaku yang menggambarkan hubungan antara barang dan jasa Jadi waktu kita melakukan sebuah konsumsi atau transaksi, maka kita wajib  berniat buat beribadah pada Allah bukan hanya semata-mata memuaskan hasrat kita sendiri. Saat kita melakukan sebuah transaksi, maka kita harus mempunyai niat untuk beribadah kepada Allah SWT, dan bukan hanya untuk semata-mata memenuhi kebutuhan apa yang kita inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun