Mohon tunggu...
Rika Rosilawati
Rika Rosilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Mahasiswa Universitas Majalengka

Melangkah yang pasti tanpa lelah

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Novel "Sekuntum Rindu Untuk Ibu"

3 November 2024   21:14 Diperbarui: 3 November 2024   21:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

RESENSI NOVEL

Identitas buku                                                        

Judul buku : Sekuntum Rindu Untuk Ibu

Penerbit buku : Feryanto Hadi

Penerbit : Almanda Media, Jakarta

Tahun terbit : 2010

Halaman buku : 122

Pendahuluan

  Seorang penulis buku ini karena saya sendiri terinspirasi dengan perjuangan seorang kaum wanita untuk mengandung dan melahirkan seorang anak tanpa memikirkan dirinya sendiri, sehingga memancarkan sebuah perjuangan yang begitu berat disaat melahirkan seorang anak tetapi sebagai kaum wanita wajib mempunyai anak, karena itu kaum wanita turut harus sekali dihormati, jangan sampai tergores sedikit hatinya dan kaum wanita, tidak diragukan lagi memiliki kedudukan khusus dalam tatanan masyarakat Islam. Bahkan rasulullah Saw, sendiri telah menyebut wanita sebagai sebaik-baik perhiasan dunia. Wanita muslimah di tengah masyarakatnya, ditempatkan dalam posisi dan bingkai yang amat mulia. Islam memandang wanita melalui kesadaran terhadap tabi'atnya, hakikat risalahnya serta pemahaman terhadap konsekuensi logis dari special kodrat yang telah di anugerahkan Allah Swt. Kepadanya.

 Seorang muslimah yang shaleh, adalah sebuah perisai yang sunggu menawan. Karena itu wanita dalam masyarakat islam memiliki peranan yang sangat penting dan mendasar. Bukan semata sebagai penghias dunia saja, melainkan peran-peran tersebut di berikan dengan tujuan untuk semakin memperteguh pondasi islam di segala zaman. Akan tetapi, peran penting tersebut harus sesuai dengan bingkai yang telah di tentukan oleh islam.  Dalam kata lain peranan itu tidak bertentangan dengan kodratnya sebagai wanita yang dalam susunan biologis dan nilai-nilai kejiwaannya berbeda dengan kaum laki-laki. Dan di dalam novel Sekuntum Rindu Untuk Ibu, sehingga menceritakan pula ibu merupakan sebuah peran social yang sangat kita kenal dan begitu dekat dengan kehidupan kita. Ibu kiranya di dunia ini, tida ada budi yang bisa mengimbangi ataupun membalas kasih sayang maupun cinta dari seorang ibu. Cinta seorang ibu terus ada seperti sebuah mata air, tak pernah surut, mengalir dalam darah da ruh kita. Seperti seorang guru, seorang ibu sejatinya juga adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka dengan tukus dan ikhlas telah memberikan melebihi dari yang seharusnya diberikan. Walau terkadang seorang ibu itu tidak bisa memberikan apa yang anaknya minta, namun seorang ibu akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sedangkan anak adalah buah cinta dari dua hati, dua raga, namun ia tidak dititipkan dalam dua Rahim. Ia dititipkan dalam Rahim sang ibu, selama Sembilan bulan atau lebih: disana ia hidup dalam kesunyian sembari menghisap saripati kehidupan sang ibu. Lalu ia keluar (lagi-lagi) atas perjuangan seorang ibu. Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi lentera bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi impian.

Isi

  Menceritakan Perhiasan itu adalah Wanita.

  Sekuntum bunga yang mejar disegala musim

  Semerbak di taman dunia, aroma wangi dari illahi

  Indahmu, perasaanmu dan hatimu adalah hiasan pelangi

  Nampak indah mempesona semesta.

Kenyataan diatas memuliakan wanita secara hakiki hanyalah dengan mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat kewanitaan yang telah Allah Swt. Berikan. Islam telah menjelaskan bagaimana semestinya peran wanita dalam menjalani kehidupan ini. Islam memang tak melarang kaum wanita beraktifitas di luar rumah , akan tetapi hal tersebut telah di berikan batasan-batasannya.

Sehingga semakin membudaya jika masyarakat membiarkan wanita tanpa kendali berbuat sekehendaknya sesuai dengan panggilan hawa nafsu serta tuntunan emansipasi. Sehingga kodrat kewanita-aanya tidak lagi membatasi atau dijadikan sebagai sumber perilaku. Ketentuan-ketentuan syara' tang memposisikannya dalam kedudukan mulia dan terhormat, juga tidak menjadi norma yang ditaati.

 Ingatkah kita, bahwa dizaman Rasulullah SAW., kaum hawa pernah menuntut agar diberi kesempatan melakukan jihad secara kelompok dan terorganisir sebagaimana mereka juga menuntut agar diberi pahala jihad yang sama dengan kaum lelaki. Salah seornag dari sahabat wanita atas nama segenap kaum wanita pada waktu itu mengadu kepada Rasulullah "wahai Rasulullah aku adlaah delegasi segenap kaum muslimah kepadamu. Jihad telah diwajibkan oleh segenap kaum muslimah kepadamu. Jihad telah diwajibkan oleh Allah atas kaum lelaki. Jika mereka menang mereka mendapatkan balasan pahala dan jika mereka terbunuh maka mreka tetap hidup di sisi Allah dan diberi rizki. Karena islam sangat mendorong para wanita untuk senantiasa tanggap terhadap segala sesuatu yang ada di sekelilingnya. Mereka juga terus didorong untuk membekali diri dengan pemahaman islam, keimanan, sehingga mampu menyelesaikan seluruh problem yang ada di sekelilingnya dengan benar.

Sehingga novel Sekuntum Rindu Untuk Ibu ini mempunyai Kelebihan dan Kelemahan.

Kelebihan cerita ini, mengajak kita untuk merenungkan makna seorang ibu yang telah membesarkan dan mengajarkan tentang agama kepada anaknya agar menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Dan cerita ini pun memotivasi saya agar tidak menyakiti hati seorang ibu, adapun juga di dalam novel ini banyak kisah yang dapat di jadikan teladan dan memberikan moral yang baik.

 Bahkan cerita ini mempunyai Kekurangan diantaranya di dalam buku ini banyak menggunakan hadits-hadits yang kurang dimengerti akan makna dari hadits tersebut atau bahasa yang kurang dipahami serta tidak ada gambar-gambar di dalam novel ini sehingga pembaca merasa bosan.

Novel ini pun bertemakan, Pengorbanan seorang ibu mengandung dan melahirkan seorang anak.

Kesimpulan

 Untuk merenung kembali serta mengingatkan kembali tentang jasa-jasa seorang ibu kita dari saat beliau mengandung, melahirkan, hingga membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan perjuangannya yang tidak mudah putus asa. Dan setelah membaca buku novel ini kita semua akan menjadi seorang anak yang berbakti dan bisa menjadi kunci surga bagi ibu kita sendiri. Maka tetaplah hormati ibu kita selagi dia masih ada, setulus-tulusnya seorang ibu memberikan kasih sayingnya terhadap anaknya sendiri walaupun selalu ada sedikit tergores dihatinya ibu pasti akan memaafkan kita setulus hatinya sebagaimana kita sebagai anaknya sendiri, tetapi kita harus tetap jaga lisan dan perilaku kita kepada ibu jangan pernah membuat ibu kita menangis oleh lisan dan perilaku kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun