Mohon tunggu...
Rika Risnawati
Rika Risnawati Mohon Tunggu... -

mahasiswi universitas islam negeri malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berpikir dan Mengambil Keputusan

8 Desember 2014   17:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:47 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi  hari yang indah, nampak terlihat bunga-bunga cantik nanindah terlihat dari kejauhan kamar yang tinggi, masyaAllah. Taman merjosari adalah salah satu taman yang lumayan banyak pengunjungnya dari mulai anak-anak, remaja dan orang dewasa bahkan orang yang usiannya lanjut.

Pagi hari aku Nampak tergesah-gesah untuk pergi ke mesjid, pikiran dan terus berpikir (psikologi kognitif) bagaimana keadaan mereka yang sedang berusaha mengeluarkan jin dalam tubuh mereka, mungkin ini adalah sesuatu yang terkadang asing untuk di ikuti tapi kenyataanya kita semua mampu untuk meruqyah diri kita, hal yang paling utama adalah taubat atau berikan hak Allah, dengan penyesalan dan taubat, kita mampu mengeluarkan jin dalam tubuh kita. Sebagaimana dalam firman Allah yang artinya

“dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah pengampun lagi maha penyayang”(An-Nas:110)

Nampak terliah mobil avansa berwarna merah, kacanya mengkilap menghampiriku dan turunlah seorang gadis muda cantik dengan spatu tinggi entahlah namanya aku tak tahu, listik merah dibibirnya, pakainya yang menempel ditubuhny sehing terlihat bentuk tubuhnya yang indah terlihat dan membuatku malu akan kaum hawa, lantas selama ini banyak orang yang mengetahui cara menutup aurat tetapi tidak mengikuti apa-apa yang telah sang pencipta tentukan, sudah jelas dala al-quran surat al-ahzab ayat 59 perintah menutup aurat, lantas bagaimana dengan orang yang memakai kerudung tapi  berpakaian ketat, jawabannya adalah meutup aurat tidak seperti membalut kupat. Wanita itu duduk di halaman masjid dan terlihat seorang wartawan menghampirinya dan mengajukan beberapa pertanyaan yang pertanyaan tersebut tidak asing ditelingaku

“maaf mbak, bagimana dengan hukuman mati maroji, setuju tidak?”

“saya berpikir bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan nyawa hanyarus bayar dengan nyawa” dengan tegas dan jawaban yang santrai terlontar dari bibr merahnya (contoh logika)

Aku berpikir lama tentang hal ini, dan akupun bergegas untuk kembali kerumah. Sesampainya di rumah kuliah adila sedang membaca sebuah buku dan ia berbicara sendiri

“seluruh laki-laki adalah mahluk hidup (premis mayor) dan rama adalah seorang laki-laki (premis minor), oleh karena itu rama makhluk hidup (konklusi)” katanya

Aku berhenti dihapannya dan aku berkata “belajar apa?”

“menyambung kata ka, kaka habis di mana? Masjid lagi tah?” tanyanya dengan senyuman yang lembut menghampiri mataku dan aku hanya menganggukan kepala dan pergi ke kamar

Usiaku 18 tahun, setelah lulus SMA aku daftar ke 5 universitas, universitas Muhammad kastir, Jakarta, UIN malang, Univ Muhammadiyah malang, Uiniv Mathala’ul Anwar, banten dan IAIN serang. Dalam memilih universitas yang diharapkan ini membuat aku terdian dan terpaku tanpa kata-kata yang keluar dari mulutku saat ibu bertanya “memilih yang manakah diriku?” sungguh pertanyaan yang sulit aku jawab karena semuanya adalah universitas yang aku harapkan. Aku berusaha untuk memecahkan masalah ini dengan membandingkan kulitas belajarnya, pembelajaran agamanya, bahasa arabnya sampai akhirnya penilaianpun selesai dan aku memutuskan untuk masuk ke Universitas Islan Negeri Maulana Miki Ibrahim Malang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun