Mohon tunggu...
Rika Risnawati
Rika Risnawati Mohon Tunggu... -

mahasiswi universitas islam negeri malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teka-teki Pemecahan Masalah

9 Desember 2014   15:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku biasa dipanggil si awan kecil, entah darimana nama itu asal mulanya. Aku berjalan mendekati sebuah sungat tepatnya dekat dengan rumahku yang orang biasa menyebutrnya dengan gubug, aku terlahir dari seorang wanita dan laki-laki yang sederhanya yang punya penghasilan yang cukup untuk makan saaja bahkan terkadang jika ayah tidak pulang dari laut, kami tidak makan. Ibu sakit sekitar dua tahun yang lalu, ia tidak mampu berjalan, dan sementara aku sendiri seorang wanita yang membiyayai hidupnya dengan pekerjaan mengamen, itualh aktifitas hari-hariku setelah sepulang sekolah

diam alangkah bahagianya aku di terima tapi bukan jalur prestasi melainkan SNMPTN

Kebahagian ini aku certakan kepada bapak dan ibuku, ibu tersenyum lembut menyapa mataku tapi bapak terdian dan tidak merespon kebahagianku, wajah ibu yang terlihat bahagia itu hanya sekejap yang kemudian menghilang begitu saja setelah mataanya tertuju kewajah disampinya yang Nampak kusut dan  kotor, aku menyadari mungkin bagi aku tidak mungkin untuk bisa melanjutkan sekolah.

“bu, rang mau ke sungai?” ijinku, ibu hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, akupun bergegas pergi karena tak kuasa menahan air mata

Sungai terlihat tenang, tidak sedikitpun bersedih mengikuti jalurnya, tidak pernah sedih meskipun aliran airnya dihambat oleh batu besar dan batu kecil tetapi air itu tidak pernah berhenti lantas apakah aku akan menyerah? Tidak, tuhan bersamaku.

“rang” terik nanda

“kamu  jadi kuliah” tanyanya

“kurang tahu” jawabku singkat

“aku paham dengan kondisimu, makanya itu, aku datang untuk member sesuatu, mungkin membantu kamu untuk kuliah”

“apa itu?” sepontan kubalikan badanku

“kamu jualan di kantin dengan bu sam’ah, penghasilannya kan bisa kamu untuk kuliah dan UIN itu banyak sekali peluang dapat beasiswa” Aku menyetujuinya dan begitupun kedua orang tuaku, karena merka tahu kuliah adalah cita-citaku.

4 tahun kemudian, bulan mei depan aku akan lulus dari perguruan tinggi, ini adalah akhir dari satu tahap Dalam hidupku, waktunya untuk berkembang (mengidentifikasikan masalah), setelah lulus ini, apakah aku akan menjadi pengangguran atau tidak mempunyai pendapata, saya harus mendapatkan pekerjaan (representasi masalah) mungkin aku akan membuat lamaran dan melihat lowongan pekerjaan yang ada dan minta pendapat dari teman dan guru (merencanakan sebuah solusi) dan aku akan membuat janji dengan perusahaan yang menarik dan pastinya saya akan diwawancarai oleh mereka (merealisasikan rencana), setelah wawancara nanti  aku akan mempertimbangkan setiap penawaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginankudan kemudian membuat keputusan (mengevaluasi rencana). Terpecahakanlah masalah yang satu ini, aku akan merefleksikan proses pemecahan masalah ini dan menggunakan pengetahuan ini sebagai cara pemecahan masalah di masa depan (mengevaluasi solusi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun