Mohon tunggu...
Rika Regina Futri
Rika Regina Futri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa

Saya merupakan Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa dengan Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa Indonesia dalam Cerita Rakyat: Pembelajaran Moral untuk Anak SD

12 Januari 2025   16:32 Diperbarui: 12 Januari 2025   16:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerita rakyat adalah warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi, dan sangat penting bagi kita untuk menjaga serta melestarikannya di tengah masyarakat (Youpika dan Zuchdi, 2016) di kutip oleh Nia Ulfa Martha, N. P. (2019). Setiap cerita rakyat menyimpan beragam nilai dan pesan moral yang kaya, yang tidak hanya berkontribusi pada kehidupan sosial, tetapi juga dalam pengembangan budaya lokal. Selain itu, cerita rakyat dapat berperan penting dalam membentuk karakter positif siswa di tingkat sekolah dasar, karena cara penyampaiannya yang menarik memudahkan mereka untuk memahami materi yang diajarkan.

Di tengah kemajuan masyarakat modern, banyak cerita rakyat yang sulit kita dengar atau ketahui, disebabkan kurangnya minat untuk mengeksplorasi informasi mengenai kisah-kisah tersebut. Akibatnya, banyak warisan berharga ini perlahan terlupakan dan menghilang. Oleh karena itu, kita memerlukan pendekatan yang lebih interaktif dan relevan dalam mengajarkan nilai-nilai moral di sekolah dasar. Penanaman nilai moral bukan hanya tentang mengajarkan apa yang benar dan salah, tetapi juga bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Ardhyantama, V. 2017).

Salah satu kisah rakyat yang terkenal adalah kisah Malin Kundang yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Cerita ini menggambarkan kehidupan seorang ibu dan anaknya yang hidup dalam kemiskinan di sebuah desa. Untuk memperbaiki nasibnya, sang anak, Malin Kundang, merantau hingga berhasil mencapai kesuksesan dan menikahi seorang wanita. Ketika ia kembali ke kampung halamannya, ibunya bergegas menemuinya. Namun, Malin Kundang merasa malu akan penampilannya dan enggan mengakui ibunya di depan istri, yang mengakibatkan kesedihan dan kemarahan ibunya. Dalam kepedihan hatinya, sang ibu pun memohon kepada Tuhan agar anaknya mendapatkan hukuman.

Sebagai akibatnya, badai hebat melanda dan menghancurkan kapal Malin Kundang beserta segala hartanya. Meskipun Malin Kundang merasa menyesal, semuanya sudah terlambat, dan ia pun diubah menjadi batu, bersama dengan kekayaannya. Kisah Malin Kundang menyampaikan nilai akhlak dan pesan moral yang mendalam, mengajarkan kita banyak hal. Malin Kundang adalah sosok yang pekerja keras dan bermimpi untuk mengubah nasibnya. Namun, setelah memperoleh kesuksesan, ia justru merasa malu terhadap ibunya yang dianggapnya sudah tua dan tidak menarik.

Pesan moral yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah pentingnya menghormati orang tua, menghargai sesama, serta memiliki rasa tanggung jawab, kerendahan hati, dan kejujuran (Luthfiani, T. S. 2021). Penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa untuk menanamkan nilai-nilai tersebut agar memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka di masa depan. Melalui cerita rakyat, anak-anak dapat memahami pentingnya berbakti kepada orang tua, khususnya kepada ibu.

Cerita rakyat juga berkontribusi pada perkembangan kognitif anak, karena mencerminkan berbagai aspek dan keunikan dari setiap budaya. Dengan demikian, cerita rakyat tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi alat yang kaya untuk membentuk pemahaman dan karakter anak (Afriani, V. 2017). Kisah-kisah ini menyimpan nilai-nilai luhur yang sangat penting untuk dilestarikan. Masing-masing cerita tidak hanya dapat menghibur, tetapi juga mengandung makna yang mendidik. Memahami nilai-nilai tersebut melalui cerita rakyat dapat menjadi bekal berharga bagi anak-anak dalam mengembangkan kepribadian mereka. Melalui cerita rakyat, pembentukan karakter dan perilaku anak dapat dipengaruhi, mengarahkan mereka pada etika yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai alternatif bacaan untuk anak-anak, cerita rakyat memiliki manfaat yang sangat penting bagi perkembangan mereka. Menurut (Burke melalui Murti Bunanta, 1998:52) di kutip oleh Anafiah, S. (2015), manfaat cerita rakyat dalam konteks pertumbuhan anak mencakup berbagai aspek, seperti perkembangan holistik, kognitif, moral, bahasa, dan sosial. Nilai-nilai yang terdapat dalam cerita ini mengajarkan anak-anak tentang beragam emosi manusia, mulai dari cinta, kebencian, kemarahan, kesedihan, hingga kegembiraan, serta memperkenalkan siklus kehidupan dari kelahiran hingga kematian.

Lebih dari itu, cerita rakyat juga berperan dalam perkembangan emosional anak. Dengan membawa anak ke dalam dunia fantasi, cerita ini membantu mereka memahami dan mengatasi rasa takut dan frustrasi yang mungkin mereka rasakan. Dalam dunia imajiner tersebut, anak-anak dapat berjuang melawan ketidakadilan dan kejahatan, serta merasakan kemenangan atas berbagai tantangan. Melalui pembacaan cerita rakyat, anak-anak juga mengalami perkembangan dalam ranah kognitif, karena setiap kisah mencerminkan keberagaman dan keunikan budaya yang ada.

Cerita anak memainkan peran penting dalam peningkatan keterampilan literasi mereka. Melalui cerita rakyat, anak-anak dapat mengenal berbagai pola naratif dan mekanisme wacana, yang pada gilirannya akan membantu mereka meningkatkan kemampuan bercerita dalam berbahasa. Selain itu, pengalaman membaca cerita rakyat juga mempersiapkan mereka untuk memahami bentuk-bentuk sastra yang lebih kompleks, sehingga menjadikan pembaca lebih matang.

Pemanfaatan cerita rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia menawarkan banyak manfaat signifikan bagi anak-anak, terutama dalam hal pembentukan karakter dan pengembangan bahasa. Dengan memilih cerita rakyat yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak, para guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermakna. Penerapan cerita rakyat untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak dapat dilakukan secara interaktif dan mengasyikkan. Melalui berbagai metode, seperti diskusi, bermain peran, menulis, menciptakan media visual, dan menonton film, anak-anak dapat lebih mudah menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Pendekatan ini juga mendorong mereka untuk berkontribusi aktif dalam proses pembelajaran, sehingga nilai-nilai yang diajarkan menjadi lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah sarana pembelajaran yang sangat efektif bagi anak-anak, tidak hanya untuk pendidikan karakter, tetapi juga untuk mengenal sejarah dan memperkaya pemahaman mereka tentang budaya bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun